Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Indonesia pada 29 Desember 2025
ORBITINDONESIA.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum sejumlah kejadian bencana serta upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah daerah pada periode hingga Senin, 29 Desember 2025 pukul 07.00 WIB. Rangkaian kejadian ini didominasi oleh bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
Salah satu kejadian bencana yang tercatat dalam periode tersebut terjadi di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Angin kencang melanda Kabupaten Cilacap pada Sabtu, 27 Desember 2025.
Kejadian ini dipicu oleh hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang disertai angin kencang, sehingga mengakibatkan kerusakan pada sejumlah rumah warga. Peristiwa tersebut terjadi di dua kecamatan, yakni Kecamatan Dayeuhluhur Desa Dayeuhluhur dan Kecamatan Wanareja Desa Wanareja.
Akibat kejadian tersebut, sejumlah warga terdampak dan mengalami kerugian materiil. Berdasarkan pendataan sementara, sekitar 10 kepala keluarga terdampak akibat kejadian ini. Kerugian materiil meliputi 10 unit rumah dengan kategori rusak ringan, satu unit kandang ayam rusak berat, serta satu unit gudang rusak berat. Tidak terdapat laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Menanggapi dampak yang ditimbulkan, pemerintah daerah setempat segera melakukan langkah-langkah penanganan awal. Menindaklanjuti kejadian ini, BPBD Kabupaten Cilacap telah berkoordinasi dengan pihak terkait dan melakukan assessment di lokasi terdampak.
BPBD bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) juga melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi warga serta tingkat kerusakan. Selain itu, BPBD menghimbau masyarakat untuk memangkas atau menebang pepohonan tinggi yang berpotensi membahayakan, terutama yang berada di sekitar permukiman.
Seiring dengan potensi cuaca ekstrem yang masih berlangsung, kewaspadaan masyarakat terus ditingkatkan. BPBD Kabupaten Cilacap juga mengingatkan warga agar tetap waspada dan berhati-hati, mengingat potensi cuaca ekstrem masih dimungkinkan terjadi dan dapat menimbulkan kejadian serupa.
Saat ini, Kabupaten Cilacap masih berada dalam Status Siaga Darurat Bencana berdasarkan Keputusan Bupati Cilacap Nomor 300.2/996/39/Tahun 2025 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor, dan Angin Kencang yang berlaku sejak 30 September 2025 hingga 30 Mei 2026.
Hal ini diperkuat dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 100.3.3.1/409 tentang Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor, dan Cuaca Ekstrem Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025/2026.
Dalam rangka percepatan pemulihan, sejumlah kebutuhan mendesak pun mulai teridentifikasi. Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini meliputi bahan bangunan rumah untuk perbaikan atap yang rusak serta logistik permakanan guna mendukung kegiatan kerja bakti.
Warga setempat merencanakan pelaksanaan kerja bakti untuk membersihkan pohon tumbang serta melakukan perbaikan atap rumah yang mengalami kerusakan. Pemerintah daerah terus memantau perkembangan situasi dan berupaya memberikan dukungan yang diperlukan kepada masyarakat terdampak.
Selain kejadian di Jawa Tengah, bencana hidrometeorologi juga dilaporkan terjadi di wilayah Kalimantan Selatan. Banjir terjadi di Kota Banjarbaru pada Minggu, 28 Desember 2025, sekitar pukul 14.30 WITA. Kejadian ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama, ditambah dengan sistem drainase perumahan yang tidak berfungsi secara maksimal sehingga menyebabkan air meluap dan menggenangi permukiman warga.
Peristiwa banjir tersebut berlokasi di Kecamatan Cempaka, tepatnya di Kelurahan Palam. Akibat kejadian ini, sebanyak 34 kepala keluarga atau sekitar 68 jiwa terdampak. Selain itu, tercatat sebanyak 17 unit rumah warga terdampak genangan air dengan ketinggian yang bervariasi
Guna meminimalkan risiko lanjutan, BPBD setempat segera melakukan berbagai upaya penanganan darurat. Sebagai langkah penanganan, BPBD Kota Banjarbaru segera melakukan observasi dan pendataan di lokasi kejadian. Satu unit kendaraan serbaguna diturunkan untuk mendukung operasional lapangan. Petugas juga melakukan evakuasi terhadap masyarakat rentan, sekaligus mengamankan barang-barang berharga serta hewan peliharaan milik warga terdampak.
Selain upaya evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar warga juga menjadi perhatian utama. BPBD Kota Banjarbaru turut menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang terdampak banjir dan menyiapkan pemasangan tenda pengungsian apabila kondisi mengharuskan warga untuk mengungsi. Penanganan di lapangan melibatkan unsur BPBD Kota Banjarbaru dan masyarakat setempat yang bersama-sama melakukan upaya penanggulangan darurat.
Namun demikian, kondisi di lapangan masih memerlukan pemantauan berkelanjutan. Berdasarkan kondisi terkini, genangan air masih terlihat di lokasi terdampak dan terus dalam pemantauan petugas. Aparat terkait tetap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan peningkatan debit air serta memastikan keselamatan dan kebutuhan dasar warga terpenuhi.
Di wilayah lain, cuaca ekstrem turut berdampak pada sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat. Cuaca ekstrem melanda Kabupaten Garut pada Sabtu sekitar pukul 14.30 WIB. Kejadian ini ditandai dengan hujan berintensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang, sehingga mengakibatkan kerusakan pada sejumlah rumah warga.
Dampak cuaca ekstrem tersebut terjadi di Kecamatan Kadungora, tepatnya di Desa Cikembulan dan Desa Neglasari. Berdasarkan pendataan sementara, sebanyak 22 kepala keluarga atau 27 jiwa terdampak akibat peristiwa ini. Kerusakan yang terjadi didominasi pada bagian atap rumah warga.
Kerugian materiil yang tercatat meliputi 17 unit rumah dengan kategori rusak ringan. Hingga saat ini tidak dilaporkan adanya korban jiwa. Warga terdampak masih bertahan di rumah masing-masing sambil melakukan upaya pemulihan awal secara mandiri.
Menindaklanjuti laporan kerusakan tersebut, BPBD Kabupaten Garut telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan melakukan assessment di lokasi kejadian guna mengetahui kondisi riil serta kebutuhan warga terdampak. Selain itu, BPBD Kabupaten Garut juga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang.
Situasi ini tidak terlepas dari status siaga darurat yang masih berlaku di tingkat provinsi. Saat ini, wilayah Provinsi Jawa Barat berada dalam Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Banjir Bandang, Cuaca Ekstrem, Gelombang Ekstrem, Abrasi, dan Tanah Longsor sesuai Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.626-BPBD/2025 yang berlaku sejak 15 September 2025 hingga 30 April 2026. \
Berdasarkan kondisi mutakhir pada Minggu, 28 Desember 2025, sebagian warga telah melakukan pembersihan material runtuhan atap rumah secara mandiri, sementara aparat terkait terus melakukan pemantauan di wilayah terdampak.
Sementara itu, bencana dengan dampak lebih besar dilaporkan terjadi di wilayah Provinsi Banten. Banjir melanda Kabupaten Serang pada Minggu sekitar pukul 20.00 WIB. Kejadian ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan meluapnya aliran Kali Cikalumpang hingga merendam permukiman warga di sekitarnya. Luapan air terjadi dengan cepat dan berdampak luas pada wilayah terdampak.
Lokasi banjir berada di Kecamatan Padarincang, meliputi Desa Citasuk dan Desa Kalumpang. Berdasarkan laporan sementara, banjir mengakibatkan satu orang meninggal dunia. Selain itu, sebanyak 350 kepala keluarga atau sekitar 1.200 jiwa terdampak, serta dua kepala keluarga dengan total enam jiwa terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kerugian materiil tercatat sebanyak 308 unit rumah terdampak genangan banjir dengan ketinggian air yang bervariasi.
Merespons kondisi tersebut, BPBD Kabupaten Serang segera berkoordinasi dengan pelapor dan memberangkatkan personel ke lokasi kejadian. Setibanya di lokasi, petugas melakukan evakuasi terhadap warga terdampak serta pemantauan intensif terhadap debit air Kali Cikalumpang guna mengantisipasi potensi banjir susulan.
Upaya penanganan melibatkan berbagai unsur, antara lain BPBD Kabupaten Serang, Polsek, Koramil, PMI Kabupaten Serang, unsur kecamatan dan desa, serta masyarakat setempat yang turut membantu proses evakuasi dan penanganan darurat. Saat ini, Provinsi Banten masih berada dalam Status Siaga Darurat Bencana Akibat Hidrometeorologi berdasarkan Keputusan Gubernur Banten Nomor 684 Tahun 2025 yang berlaku selama 90 hari, terhitung mulai 19 Desember 2025 hingga 19 Maret 2026.
Seiring berjalannya waktu, kondisi di lokasi terdampak dilaporkan mulai berangsur membaik. Hingga kini, tinggi muka air di Kampung Sukamaju terpantau bervariasi antara 20 hingga 60 sentimeter.
Desa Kalumpang dilaporkan sudah dalam kondisi kondusif, dengan cuaca berawan di lokasi kejadian. Sebagian besar warga masih menempati rumah masing-masing, sementara banjir berangsur surut. Saat ini, Surat Keputusan penetapan status masih dalam proses penandatanganan oleh Bupati Serang.
BNPB mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan, khususnya menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang masih mungkin terjadi seiring dengan kondisi cuaca ekstrem.
Masyarakat di daerah rawan bencana diharapkan selalu memantau informasi cuaca dan peringatan dini dari instansi berwenang, segera melakukan langkah antisipasi mandiri, serta mengikuti arahan petugas di lapangan. BNPB juga meminta pemerintah daerah untuk memastikan kesiapan sumber daya, logistik, dan koordinasi lintas sektor guna mendukung upaya penanganan darurat dan pemulihan bagi masyarakat terdampak.***