DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Badan Siber dan Sandi Negara Awasi Potensi Pencurian Data Sebelum dan Sesudah KTT G20

image
Pemerintah Indonesia menjamin keamanan siber selama penyelenggaraan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15-16 November 2022 mendatang. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi leading sektor dalam pengamanan siber KTT G20 ini

 

ORBITINDONESIA – Pemerintah Indonesia menjamin keamanan siber selama penyelenggaraan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15-16 November 2022 mendatang. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi leading sektor dalam pengamanan siber KTT G20 ini.


“Pengamanan Siber yang dilakukan BSSN tidak hanya dilakukan pada hari pelaksanaan KTT G20 saja tetapi juga sebelum dan sesudah KTT G20 digelar,”kata Juru Bicara BSSN Ariandi Putra dalam keterangan persnya pada kanal Youtube Kemkominfo sebagaimana dilansir dari laman Setkab.

Ariandi Putra menambahkan, pihaknya sudah melakukan pengamanan siber dalam rangka KTT G20 ini sejak Juli 2022 lalu. BSSN juga telah indetifikasi berbagai potensi ancaman siber yang terjadi di Indonesia dan KTT G20

Baca Juga: KSAD Pastikan TNI AD Siap Amankan KTT G20

“Ancaman-ancama tersebut antara lain seperti spear phishing (peretasan spesifik), malicious document atau virus yang ditempelkan pada dokumen, hijacking, fake wifi hingg operasi malware,”katanya.

Sebagai leading sector keamanan siber di KTT G20, kata Ariandi, BSSN bertugas mengolaborasikan beberapa rencana pengamanan siber dengan stakeholder terkait, seperti TNI, Polri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Kesehatan, Sekretariat Kabinet, dan sejumlah pihak lainnya.

“Kami juga bekerja sama dengan penyelenggara jaringan internet dan EO (event organizer) yang mengampu pagelaran G20 ini. Ini sudah dilakukan sejak Juli lalu,” katanya

Baca Juga: 1.452 Unit Kendaraan Ramah Lingkungan Dukung Penyelenggaraan KTT G20

Ariandi mengungkapkan, terdapat tiga dukungan klaster untuk pengamanan siber: sebelum, saat, dan setelah acara. Hal itu dilakukan untuk memaksimalkan dan melihat bagaimana situasi pengamanan ideal soal siber yang diinginkan pada saat KTT G20 pada 15-16 November.

Sebelum acara, kata Ariandi, pihaknya telah melakukan audit sistem manajemen informasi, pengukuran tingkat keamanan siber, serta memonitor anomali traffic dan potensi ancaman siber.

“Pada saat acara kita akan melakukan monitoring anomali traffic, pemantauan informasi insiden, pengamanan sinyal dan kontra penginderaan, serta melakukan digital forensik,” ucapnya.

Baca Juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Soekarno Hatta Siapkan Jalur Antrean Khusus G20

Setelah acara, BSSN akan mengidentifikasi celah keamanan siber dan potensi ancaman pengungkapan data serta melakukan digital forensik dan insiden respons.
“Ini langkah-langkah yang kita lakukan agar penyelenggaraan KTT G20 bisa terlaksana dengan baik,” katanya

Sebagai informasi, forum G20 adalah forum kerja sama 20 negara ekonomi utama dunia. Forum KTT internasional yang akan digelar pada 15-16 November 2022 ini berfokus pada kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan, termasuk di negara-negara miskin dan kecil.

Komposisi negara anggota G20 mencakup 80 persen PDB dunia, 75 psern ekspor global dan 60 persen populasi global.

Anggota G20 sendiri terdiri dari 19 engara dan 1 kawasan yaitu : Argentina, Australia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Brazil, China, Jerman, Jepang, India, Indonesia, Italia, Inggris, Kanada, Meksiko, Prancis, Rusia, Saudi Arabia, Turki dan Uni Eropa ***

Berita Terkait