DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Ketika Artificial Inteligence Membantu Kita Melukis

image
Denny JA Menjelaskan tentang Peran Arificial Inteligence dalam Membantu Seseorang Melukis.

 

Oleh Denny JA

ORBITIDNONESIA - Tanggal 28 Oktober tahun 1886, sekitar 136 tahun lalu, Fredrerich Aguste Betholdi terpana. Statue of Liberty itu selesai sudah.

Patung itu dibuat sebagai hadiah dari rakyat Prancis untuk memperingati aliansi Prancis dan Amerika Serikat pada masa Revolusi Amerika.

Total tinggi patung itu 92,99 meter. Lebar patung 10,7 meter. Tinggi kaki patung saja sepanjang 7,65 meter. Total berat patung 225 ton. Patung terbuat dari bahan tembaga.

Baca Juga: Denny JA: Krisis Ekonomi Sering Menjadi Ibu Kandung Krisis Politik

Patung itu dikerjakan dalam waktu sembilan tahun. Yang bekerja untuk patung itu lebih dari 1.000 orang.

Aguste Bertholdi tetap dikenang sebagai sang pematung. Gagasan dan bentuk patung itu darinya. Tapi yang mengerjakan patung itu tim yang besar sekali.

Bukan Bertholdi yang menyusun kepingan tembaga. Bukan ia pula yang mengecat patung dari kaki hingga kepala. Apalagi Betholdi yang membuat kerangka besi dan kayu untuk mendirikan patung itu.

Seribu orang lebih yang bekerja di lapangan, bahu membahu mewujudkan gagasan Auguste Bertholdi.

Baca Juga: Denny JA: Negara yang Kuat dan Bersih Butuh Polisi yang Juga Kuat dan Bersih

Tapi Bertholdi tetap dikenang sebagai sang pematung kareja design patung berasal darinya. Pematung itu ada pada sang designer.

Di era sekarang ini, tim besar yang siap membantu kita  berkarya, melukis, disediakan oleh teknologi. Artificial inteligence mengerjakan gagasan yang kita perintahkan.

Kita tetap sebagai designernya. Tapi yang bekerja di lapangan adalah tim artificial inteligence.

Dua minggu ini saya bereksperimen melukis dengan bantuan artificial inteligence.

Baca Juga: Denny JA: Negara yang Kuat dan Bersih Butuh Polisi yang Juga Kuat dan Bersih

Baca Juga: LSI Denny JA: Pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto Paling Populer

Gagasan awal dari saya. Lalu saya tetap menjalankan finishing touch dengan goresan cat di kanvas. Saya tambahkan pula puisi pendek di dalam kanvas.

Jadilah ia sebelas lukisan spiritual sufistik, dengan corak ekspresionisme.

Kesebelas lukisan ini dapat dilihat di klik: ????

https://drive.google.com/file/d/121I8sD47ym3zMPzsHKZ52SmmOl0cxBUH/view?usp=drivesdk. ***

Berita Terkait