DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

PDI Perjuangan dan Golkar Memimpin Sementara, Walau Pro Syariat Islam Jadi Hukum Negara Meningkat

image
Survei LSI Denny JA: PDI Perjuangan dan Golkar Memimpin.

Oleh: LSI Denny JA

ORBITINDONESIA - Di bulan November 2022, 15 bulan sebelum Pemilu Legislatif 2024, PDI Perjuangan dan Golkar memimpin sementara.

Dukungan kepada PDI Perjuangan mencapai 20.9 persen  dan Golkar 14.5 persen. 

Ini terjadi ketika dalam ruang publik, pendukung syariat Islam menjadi hukum negara meninkat dalam kurun 10 tahun belakangan ini (2012-2022).

Populasi yang pro pada syariat Islam sebagai aturan hukum kenegaraan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2012, populasi yang pro pada syariat Islam sebagai hukum negara 5.6 persen.

Pada tahun 2017 angka ini meningkat menjadi 9.3 persen. Dan, pada tahun 2022 meningkat kembali menjadi 12.5 persen.

Ternyata partai yang didukung oleh mayoritas pro syariat Islam di ruang publik berbeda dengan partai yang didukung oleh mayoritas pemilih yang tidak pro syariat Islam.

Di populasi umum, PDI Perjuangan dan Golkar memimpin. Di Populasi pro syariat Islam di ruang publik, PKS dan PPP yang unggul.

Di populasi yang tidak pro syariat Islam di ruang publik keunggulan PDI Perjuangan dan Golkar lebih besar lagi.

Demikianlah salah satu temuan penting dari survei nasional terbaru LSI Denny JA. Data dan analisa didasarkan pada survei nasional pada tanggal 11-20 September 2022 dan riset kualitatif.

Survei nasional menggunakan 1200 responden di 34 provinsi di Indonesia.

Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2.9%. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.

Bagian 1: Dukungan Atas Partai Politik

PDI Perjuangan dan Golkar memimpin. Kedua partai ini sudah mendapatkan dukungan di atas 10 persen. Sedangkan partai lainnya masih di bawah 10 persen.

Jika pemilu dilakukan pada saat survei dilakukan, PDI Perjuangan mendapat dukungan sebesar 20.9 persen. Golkar mendapat dukungan sebesar 14.5 persen.

Di tempat ketiga ada Gerindra dengan dukungan sebesar 9.8 persen. Selanjutnya ada PKS dengan dukungan sebesar 8.3 persen, PKB dengan dukungan sebesar 5.9 persen, Demokrat dengan dukungan sebesar 5.4 persen.

Partai-partai lainnya dukungannya masih di bawah 4 persen.

Jika dibandingn persentase perolehan kursi 2019, hanya PDI Perjuangan dan Golkar partai yang pernah menang pemilu yang perolehannya mendekati suara 2019.

PDI Perjuangan pada waktu Pemilu 2019 mendapat persentase kursi sebesar 22.6 persen, sekarang ini berada pada tingkat dukungan 20.9 persen.

Golkar pada Pemilu 2019 mendapat persentase kursi sebesar 14.78 persen, saat ini pada level dukungan 14.5 persen.

Partai Demokrat yang pernah menang pileg pada tahun 2009, sekarang pada level dukungan 5.4 persen. Pada Pemiu 2019, persentase kursi Demokrat mencapai 9.39 persen.

Mengapa PDI Perjuangan masih unggul? Setidaknya ada dua alasan terhadap hal ini.

Pertama, Jokowi masih populer. Jokowi jauh lebih identik dengan PDI Perjuangan.

Alasan kedua, karena PDI Perjuangan menjadi pahlawan menolak perpanjangan jabatan presiden dan presiden tiga periode.

Publik yang menolak perpanjangan jabatan presiden angkanya mencapai 74.1 persen. Publik yang menolak presiden 3 periode angkanya mencapai 77.2 persen.

Dalam hal ini, penolakan PDI Perjuangan terhadap dua isu tersebut sejalan dengan keinginan rakyat.

Mengapa Golkar masih unggul? Setidaknya ada tiga alasan yang bisa menjelaskan hal ini.

Pertama, kepuasan publik terhadap penanganan Covid-19. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap penanganan Covid-19 mencapai angka 76.5 persen.

Dua aktor utama yang dikenal luas bertanggung jawab atas penanganan Covid-19 adalah Airlangga Hartarto dan Luhut Panjaitan. Mereka dikenal sebagai tokoh Golkar.

Alasan kedua, Golkar masih unggul, karena publik optimistis ekonomi rumah tangga tahun depan lebih baik. Publik yang menyatakan ekonomi rumah tangga mereka tahun depan lebih baik berada di atas 60 persen.

Menteri Koordinator Ekonomi adalah Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar.

Alasan ketiga, Golkar masih unggul, Golkar dan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto muncul sebagai game changer/trendsetter melalui Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Lahirnya KIB mengubah tren politik.

Bagian 2: Pertumbuhan Pro-Syariat Islam

Publik yang pro syariat Islam sebesar 12.5 persen. Hal ini didapat dari pertanyaan, jika ada sekelompok orang/golongan memberi aspirasi mereka dengan menyarankan ideologi Pancasila diganti syariat Islam sebagai panduan hukum berbangsa dan bernegara, seberapa setuju Ibu/Bapak dengan hal tersebut.

Publik yang menyatakan setuju/sangat setuju sebesar 12.5 persen. Publik yang menyatakan sangat tidak setuju/tidak setuju sebesar 77.8 persen, dan 9.7 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Publik yang pro syariat Islam terus naik angkanya. Dengan pertanyaan yang sama di tahun 2012, publik yang pro syariat Islam berada di angka 5.6 persen.

Lima tahun kemudian, di tahun 2017, angkanya menjadi 9.3 persen. Sekarang di tahun 2022, angkanya menjadi 12.5 persen.

Kita bedah data tahun 2022 ini. Dilihat dari segmen pendidikan, semakin rendah pendidikan, semakin tinggi pro syariat Islam.

Pendidikan tamat SD ke bawah yang pro syariat Islam sebesar 13.8 persen. Pendidikan tamat SMP kebawah yang pro-syariat Islam sebesar 17.1 persen. Pendidikan tamat SMA ke bawah yang pro syariat Islam sebesar 9.1 persen.

Pendidikan D3 ke atas yang pro syariat Islam sebesar 8.6 persen. Di pendidikan bawah (Tamat SD dan SMP ke bawah) pro syariat Islam paling tinggi.

Detil tentang segmentasi pro syariat Islam untuk hukum negara dapat dilihat di detil presentasi yang dilampirkan.

Bagian Ketiga: Pro Syariat Islam dan Partai Politik

PDI Perjuangan dan Golkar memimpin di populasi umum. PDI Perjuangan di populasi umum mendapat dukungan sebesar 20.9 prsen. Golkar di populasi umum mendapatkan dukungan sebesar 14.5 persen.

Diikuti oleh Gerindra di populasi umum ini dengan dukungan sebesar 9.8 persen, kemudian PKS 8.3 persen, dan PKB 5.9 persen.

Namun PKS dan PPP unggul di populasi pro-syariat Islam. PKS di populasi pro-syariat Islam mendapatkan dukungan sebesar 18.0 persen. PPP di populasi pro-syariat Islam mendapatkan dukungan 14.0 persen.

Diikuti oleh PKB di populasi pro-syariat Islam ini dengan dukungan sebesar 10.2 persen, kemudian PAN 8 persen, dan Gerindra 8 persen.

PDI Perjuangan dan Golkar lebih unggul lagi di populasi yang tidak pro syariat Islam.

PDI Perjuangan di populasi yang tidak pro syariat Islam mendapatkan dukungan sebesar 23,6 persen.

Golkar di populasi yang tidak pro-syariat Islam mendapatkan dukungan sebesar 17.7 persen. Diikuti oleh Gerindra dengan dukungan sebesar 10.5 persen, kemudian Demokrat 6 persen, dan PKB 4.7 persen.

Walau pendukung syariat Islam untuk hukum negara terus menaik, namun dua partai teratas: PDI Perjuangan dan Golkar adalah partai yang kokoh dengan Pancasila sebagai dasar negara. Dua partai teratas ini, PDI Perjuangan dan Golkar, TIDAK memainkan sentimen syariat Islam untuk hukum negara sebagai jurus politiknya.***

Link pada data Survei Nasional LSI Denny JA dapat diklik di sini;

https://drive.google.com/file/d/1zhs4rx4y8ketnmAZIGLsfNXbDm_YutI_/view?usp=drivesdk

Berita Terkait