DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengenal Monumen Jalesveva Jayamahe, Dibangun Angkatan Laut Bertepatan dengan Hari Armada

image
MONUMEN JALESVEVA JAYAMAHE

 

ORBITINDONESIA – Untuk menjaga semangat juang bangsa Indonesia, dibangunlah sejumlah monumen dan museum di berbagai penjuru tanah air. Salah satunya adalah Monumen Jalesveva Jayamahe yang dibangun TNI Angkatan Laut, matra yang kini Laksamana TNI Yudo Margono selaku KSAL.

Monumen Jalesveva Jayamahe atau Monjaya dibangun bertepatan dengan Hari Armada RI.

Monumen Jalesveva Jayamahe atau Monjaya adalah sebuah monumen yang terletak di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Baca Juga: Jalesveva Jayamahe, Motto TNI Angkatan Laut, Matra asal Laksamana Yudo Margono

Monumen ini menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut.

Patung besar itu serasa siap menantang gelombang dan badai di lautan, begitu pula yang ingin di perlihatkan bahwa Angkatan Laut Indonesia siap berjaya. Patung tersebut berdiri di atas bangunan dan tingginya mencapai 30,6 meter.

Monumen Jalesveva Jayamahe menggambarkan generasi penerus bangsa yang yakin dan optimis untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia.

Monumen Jalesveva Jayamahe ini juga sesuai dengan motto Angkatan Laut yaitu Jalesveva Jayamahe yang berarti, Justru Di Laut Kita Berjaya.

Monumen ini dibangun dan dirancang oleh I Nyoman Nuarta pada tahun 1993 kemudian dilanjutkan oleh Laksamana TNI Muhamad Arifin.

Baca Juga: Termasuk Yudo Margono, Tiga Panglima TNI dari KSAL Selalu Berasal dari Korps Pelaut, Apa Itu ?

Selain menjadi monumen, patung ini juga dapat dijadikan mercusuar, atau lampu pemandu bagi kapal-kapal yang sedang berlayar di sekitarnya.

Hal itu karena monumen ini memiliki tinggi 31 meter dan berdiri di atas gedung setinggi 29 meter.

Monjaya disebut-sebut sebagai patung tertinggi kedua di dunia setelah Patung Liberty yang memiliki tinggi 85 meter.

Di bagian dinding dibangun terpapar diorama sejarah kepahlawanan pejuangpejuang bahari sejak zaman prarevolusi fisik hingga 1990-an.

Patung Sang Kolonel itu dibangun dengan rangka berbahan baja dan berkulit tembaga di Surabaya.

Monumen yang sudah dibangun sejak 1990 ini diresmikan oleh Presiden Soeharto bertepatan dengan Hari Armada RI yang jatuh pada 5 Desember 1996.

Selain patung dengan ukuran raksasa itu, di pelataran Monjaya terdapat juga sebuah gong terbesar di dunia. Gong itu bernama Kiai Tentrem.

Baca Juga: Yuk Kunjungi Wista Danau Kaco di Jambi, Airnya Sejernih Kaca Permata

Gong yang dibuat dengan bahan logam kuningan ini juga dilapisi antikarat. Gong ini memiliki berat 2,2 ton, ketebalan 6 mm dan berdiameter 5 meter.

Sosok yang membuat gong ini adalah pengrajin gamelan pimpinan Sutarjo dari Desa Pelem Lor, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. (*)

Berita Terkait