DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Apa Itu Rupiah Digital, Sering Jadi Alat Pembayaran Terbaru, Ini Penjelasan BI

image
Apa Itu Rupiah Digital, Sering Jadi Alat Pembayaran Terbaru, Ini Penjelasan BI

ORBITINDONESIA- Apa itu rupiah digital, buat generasi millenial mungkin sudah terbiasa dan sering bertransaksi menggunakan rupiah digital.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menerangkan, Central Bank Digital Currency (CBDC) atau rupiah digital nantinya dapat menjadi alat pembayaran yang sah sekaligus bisa digunakan untuk transaksi belanja apapun termasuk di platform Metaverse.

"Rupiah digital bisa untuk beli sepatu, bisa untuk beli rumah, mobil, dan untuk beli barang di metaverse,” tutur Perry di Jakarta, Senin 5 Desember 2022.

Baca Juga: Pemkab Lumajang Tetapkan Status Masa Tanggap Darurat Bencana Selama 14 Hari, Berikut Poin Pentingnya

“Bedanya dengan uang kertas, saat ini itu tidak bisa digunakan untuk membeli di metaverse," tuturnya menambahkan.

Masih dari keterangannya, pada prinsipnya rupiah digital sama dengan alat pembayaran berupa uang logam dan kertas.

Feature-feature yang ada dalam uang kertas dan logam seperti foto pahlawan Soekarno dan Mohammad Hatta, dan logo Negara Kesatuan Republik Indonesia juga hadir di rupiah digital.

Baca Juga: Profil Yudo Margono, Anak Petani Asal Madiun yang Kini Jadi Calon Panglima TNI

"Bedanya, kalau rupiah digital itu semua terenkripsi, NKRI dan feature-feature kekayaan Indonesia yang ada dalam uang logam dan kertas. Saat ini dalam bentuk digital, terenkripsi, menggunakan coding yang diintegrated," tuturnya.

Ke depan bakal ada tiga jenis alat pembayaran yang sah di Tanah Air. Pertama, alat pembayaran menggunakan uang fisik seperti uang kertas dan logam.

Kedua, alat pembayaran berbasis rekening. Seperti kartu debit dan mobile banking. Ketiga, alat pembayaran digital atau rupiah digital.

Baca Juga: Seruan Bupati Lumajang, Waspada Informasi Hoaks di Tengah Erupsi Semeru, Berikut Catatannya

"Rupiah digital satu-satunya alat pembayaran sah yang dikeluarkan BI. Bentuknya adalah coding-coding yang semuanya terenskripsi. Hanya BI yang mengetahui dan akan ada spesial tim di BI, tidak sembarangan," katanya.***

Berita Terkait