DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Amidhan Shaberah: Selamat Datang Tahun Baru 2023

image
Perayaan Tahun Baru

Oleh: Dr. KH Amidhan Shaberah, Ketua MUI (1995-2015)/Komnas HAM (2002-2007)

ORBITINDONESIA - Apa makna tahun baru bagi kita? Jawaban yang pasti benar: umur kita bertambah. Itu artinya, perjalanan kita menuju penghujung umur makin dekat.

Betul, kita tak tahu, kapan umur kita berakhir. Tapi kita sadar, tiap pergantian tahun, sama maknanya, bahwa umur kita makin berkurang.

Maka, sebaik-baik manusia – tulis Abu Nu’as – adalah manusia yang amal ibadahnya bertambah di kala umurnya berkurang.

Baca Juga: Inilah Airachnid, Robot Perempuan Terkejam di Film Transformers Rise of the Beasts

Bila kita renungkan, sesungguhnya tiap hari yang telah kita lalui, sama artinya dengan makin menjauhkan kita dari dunia dan mendekatkan kita ke akhirat.

Maka, berbahagialah orang yang bisa memanfaatkan “momen-momen” tersebut dengan memperbanyak amal ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, Sang Pencipta.

“Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.” (QS. 24: 44)

Karena itu, berbahagialah hamba-hamba yang selalu taat kepada semua perintah Allah. Lalu menjauhi semua laranganNya.

Baca Juga: Pemerintah Terapkan Aturan Gaji Rp 5 Juta Kena Pajak 5 Persen, Cek Simulasinya

Perhatikanlah perjalanan sang surya. Tiap hari, ia muncul dari timur dan terbenam di barat. Al-Quran mengingatkan, pada terbit dan terbenamnya matahari terdapat pelajaran yang sangat berharga. Yaitu: kehidupan dunia tidak abadi.

Kehidupan manusia tidak abadi. Tidak terus-terusan berada di atas. Juga tidak terus-terusan berada di bawah. Tidak terus-terusan benderang. Juga tidak terus-terusan gelap.

Maka, renungkan masa lalu, untuk jadi panduan masa kini. Agar kita tidak kaget menjalani kehidupan yang penuh dinamika.

Ada kalanya kita bahagia. Ada kalanya kita sengsara. Dengan merenungkan pergantian tahun, kita makin sadar bahwa semua kehidupan pada akhirnya menjemput kematian.

Baca Juga: Dicibir Netizen Soal Open Donasi Indra Bekti , Ini Tanggapan Bijak Aldilla Jelita Sang Istri

Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah terbaik dan termulia, hendaknya mempersiapkan bekal untuk menjemput maut itu.

Nabi Muhammad memberikan nasihat yang sangat indah bagi umatnya dalam “menikmati” perjalanan hidup di dunia, dari momen ke momen. Dari saat lahir hingga jelang mati. Sabda Rasul:

“Raihlah kebaikan pada lima kondisi. Satu, pada masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Dua, pada masa sehatmu sebelum datang sakitmu. Tiga, pada masa cukupmu sebelum datang kefakiranmu. Empat pada waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu. Lima pada masa hidupmu sebelum datang kematianmu.”

Oleh karena itu, hendaklah diperhatikan usia kita. Hendaklah ditimbang-timbang antara yang tersisa dan yang berlalu.

Baca Juga: TERLENGKAP, Profil dan Biodata Mangaka Jenius Eiichiro Oda One Piece , Tanggal Lahir, Nama Istri dan Instagram

Sesungguhnya yang akan datang itu sangat cepat kehadirannya. Sementara yang telah berlalu, tak mungkin kita mengejarnya.

Karena itu segeralah beramal shalih sebelum waktu hidup kita habis di dunia. Sebab, tak ada orang yang tahu, kapan ujung umurnya. Hanya Allah yang tahu kapan habisnya umur kita.

Akhirnya, dalam menjalani tahun baru 2023, kita sebagai orang beriman harus tetap optimis. Setua apa pun usia kita, kita harus bersikap optimis sebagaimana diajarkan Rasulullah Muhammad.

“Tanamlah pohon kurma, meski besok kiamat,” sabda Rasul. Ini artinya, dalam berbuat amal saleh, jangan melihat hasil instannya. Tapi lihatlah hasil untuk masa depannya. Hasil jangka panjangnya.

Baca Juga: Sebut Masyarakat Bikin Repot, Oknum Dishub di Kota Medan Ini Viral

Kita tahu, pohon tak hanya menghasilkan buah. Tapi juga menghasilkan oksigen untuk menghidupkan seluruh makhluk yang ada di muka bumi.

Karena itu, sabda Rasul di atas, bermakna sangat dalam. Yaitu: tanamlah pohon untuk menyelamatkan bumi dan makhluk hidup ciptaan Allah yang ada di atasnya.

Subhanallah! Itulah perintah Rasul yang sangat relevan di kala bumi makin rusak. Di kala suhu bumi makin panas!***

Berita Terkait