DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Filosofi Mendalam Dekorasi Serba Merah dalam Perayaan Tahun Baru Imlek, Ternyata Tak Sekadar Hiasan

image
Lampion Imlek. Filosofi Mendalam Dekorasi Serba Merah dalam Perayaan Tahun Baru Imlek, Ternyata Tak Sekadar Hiasan

ORBITINDONESIA- Dekorasi perayaan Tahun Baru Imlek sangat lekat dengan dekorasi yang serba meriah, ada lampion hingga pernak pernik serba merah.

Lantas apa makna dekorasi tersebut. Ternyata punya filosofi yang mendalam lho. Jadi tak sekadar hiasan.

Dikutip Orbit Indonesia dari laman Antara, berikut filosofi mendalam dekorasi dalam perayaan Tahun Baru Imlek.

Baca Juga: Tak Biasa, Heboh Barongsai Masuk Kereta Api di Stasiun Gambir, Penumpang Langsung Rekam Adegan Menghibur Itu

Dekorasi untuk mengundang keberuntungan
Dalam hal dekorasi, warna merah digunakan karena menandakan api yang melambangkan kehidupan baru dan kemakmuran.

Asal usul sifat keberuntungan merah berasal dari legenda tentang binatang buas bernama Nian yang muncul pada Malam Tahun Baru untuk mendatangkan malapetaka.

Orang-orang mengetahui bahwa Nian takut dengan warna merah.

Baca Juga: Terbaru, OPPO Reno 8T Semakin Kece Cocok Buat Anak Muda yang Suka Selfie, Punya Kamera Lebih Garang

Dan sampai hari ini, orang menggantung lentera merah.

Bait yang ditulis di atas kertas merah dan karakter fu (berarti keberuntungan) di atas kertas merah yang digantung terbalik sehingga mengundang keberuntungan untuk datang.

Bunga dan pohon buah kumquat juga merupakan simbol kemakmuran, jadi setelah dibersihkan, pohon kumquat dapat membawa keberuntungan ekstra.

Baca Juga: Dedikasi Tinggi untuk Toleransi, Penghargaan Terus Mengalir untuk Gus Dur Meski Sudah Meninggal

Tahun Baru Imlek sendiri merupakan perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa yang dimulai dari hari pertama penanggalan Tionghoa dan diakhiri dengan Cap Go Meh pada hari atau tanggal ke-15. 

Tidak hanya dekorasi yang meriah, setiap tahun baru, amplop merah kecil berisi uang diberikan kepada orang tersayang.

Orangtua atau pasangan suami istri biasanya memberikan amplop yang dalam bahasa Mandarin disebut hong bao (di Indonesia angpao) atau lai see dalam bahasa Kanton, kepada anak-anak dan para lajang.

Menurut legenda, memberi anak-anak delapan koin dalam amplop merah melindungi mereka dari setan bernama Sui yang berkunjung pada malam Tahun Baru Imlek.

Secara historis, merayakan Tahun Baru Imlek di China dimaksudkan untuk berdoa memohon berkah yang baik untuk pertanian di tahun baru, mengingat negara ini mulanya dikenal sebagai negara agraris.***

Berita Terkait