DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Satrio Arismunandar: Ketimpangan Pendapatan Tetap Jadi Masalah Signifikan di Indonesia

image
Satrio Arismunandar doktor filsafat dari FIB Universitas Indonesia

ORBITINDONESIA.COM - Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mengesankan dalam beberapa tahun terakhir, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan tetap menjadi masalah signifikan di Indonesia. Itu dikatakan doktor filsafat dari Universitas Indonesia, Satrio Arismunandar.

Satrio Arismunandar mengomentari webinar bertema Nusantaranomics untuk Keadilan. Webinar itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang dipimpin oleh penulis senior Denny JA.

Webinar yang topiknya dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan Prof. Didin S Damanhuri, Guru Besar Ekonomi Politik IPB sebagai narasumber. Webinar itu berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 13 April 2023.

Baca Juga: Pemudik Idul Fitri Tahun Ini Diperkirakan Mencapai 123,8 Juta, Naik 45 persen

Satrio Arismunandar memaparkan, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan ini sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar pertumbuhan ekonomi terkonsentrasi di daerah perkotaan, meninggalkan daerah pedesaan dan penduduk yang kurang beruntung.

“Mengatasi ketimpangan ekonomi merupakan tantangan yang kompleks dan beragam, yang membutuhkan kombinasi solusi kebijakan dan perubahan sosial,” ungkap Satrio.

“Problem lain adalah akses kredit yang terbatas. Banyak usaha kecil dan menengah di Indonesia memiliki akses kredit yang terbatas, yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk berinvestasi dalam pertumbuhan dan pembangunan,” tutur Satrio.

Menurut Satrio, korupsi juga merupakan masalah yang signifikan di Indonesia, dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi maupun lingkungan bisnis.

Baca Juga: Jelang Pemutaran Film Buya Hamka: Donny Damara akan Perankan Haji Rasul Ayah dari Hamka

“Ini dapat mencakup masalah penyuapan, nepotisme, dan bentuk perilaku tidak etis lainnya,” tegas Satrio, yang disertasi S3-nya di UI tentang budaya korupsi elite politik di Indonesia.

Indonesia juga menghadapi tantangan yang signifikan dalam pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. “Hal ini dapat membatasi kemampuan negara untuk menarik investasi dan menciptakan tenaga kerja terampil,” lanjut Satrio.

Selain itu, ada masalah lingkungan peraturan yang lemah. “Lingkungan peraturan di Indonesia bisa lemah dan tidak konsisten, yang dapat menimbulkan ketidakpastian bagi bisnis dan investor,” jelas Satrio.

Indonesia juga memiliki ketergantungan pada ekspor komoditas. “Khususnya pada  sumber daya alam seperti minyak, gas, dan batu bara. Hal ini dapat membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global,” ujar Satrio. ***

Berita Terkait