DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Airlangga: Perekonomian Indonesia Naik 5,71 Persen, Bertahan Jadi Negara Upper Middle Income

image
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang positif.

ORBITINDONESIA.COM - Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,71 persen (yoy) atau 3,86 persen (qtq) pada kuartal kedua 2023.

Dari capaian tersebut, perekonomian Indonesia telah mengakumulasi pertumbuhan pada semester pertama 2023 menjadi 5,11 persen (ctc).

Hal itu menandai pertumbuhan perekonomian Indonesia yang telah berada di atas lima persen selama tujuh triwulan berturut-turut.

Baca Juga: Terima Kasih, Rocky Gerung: Sudah Menunjukkan the Real People Power

Selain itu, Indonesia juga telah kembali menjadi negara upper middle income, berdasarkan klasifikasi Bank Dunia yang dimutakhirkan pada Juli 2023.

“Data dari beberapa negara yang sudah melaporkan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2023, hanya Tiongkok, Uzbekistan, dan Indonesia yang masih mampu tumbuh di atas lima persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas Vietnam, Amerika Serikat, Singapura, bahkan Jerman masih mengalami kontraksi,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dilansir dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu, 9 Agustus 2023.

Airlangga menjelaskan, pertumbuhan positif perekonomian Indonesia di kuartal kedua 2023 tersebut juga menjawab kekhawatiran mengenai terjadi perlambatan ekonomi.

Baca Juga: Erick Thohir Dorong Hak Eks Pemegang Polis Jiwasraya Diselesaikan

Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dikhawatirkan itu diakibatkan oleh penurunan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia seperti CPO dan pertambangan.

Serta akibat perlambatan manufaktur dari negara mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Dia menerangkan, capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2023 ditopang dari pertumbuhan positif dari hampir seluruh komponen pengeluaran maupun lapangan usaha.

Baca Juga: Ribuan ASN di Kemenkumham di Seluruh Indonesia Donor Darah, Andap Budhi Revianto: Menolong yang Orang Sakit

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh kuat yakni 5,23 persen (yoy) seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat di masa libur hari raya maupun hari libur lainnya.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencerminkan aktivitas investasi dan realisasi pembangunan infrastruktur Pemerintah mengalami peningkatan menjadi 4,63 persen (yoy), serta konsumsi Pemerintah juga mengalami peningkatan menjadi 10,62 persen (yoy).

Sementara dari sisi lapangan usaha, lanjutnya, seluruh sektor tumbuh positif dan ditandai dengan sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh ekspansif mencapai 15,28 persen (yoy) sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat.

Baca Juga: Peringati Hari Kemenkumham ke 78, Andap Budhi Revianto Pimpin Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Industri manufaktur atau pengolahan yang masih menjadi kontributor pertumbuhan terbesar dengan ditopang oleh kuatnya permintaan domestik juga tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu dengan share ke PDB mencapai 18,25 persen (yoy).

Pada kuartal kedua 2023, perekonomian secara spasial di seluruh pulau juga tumbuh positif.

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh Pulau Jawa dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,27 persen.

Baca Juga: Manuel: Ganjar, Capres Satu-satunya yang Menginap di Rumah Warga

Sementara seluruh wilayah di luar Pulau Jawa juga bertumbuh dengan didukung kenaikan investasi dan pembangunan industri.

“Pada kuartal ketiga nanti kami masih bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama melalui belanja Pemerintah, khususnya pada Kementerian/Lembaga besar di bidang infrastruktur, padat karya, dan pertanian,” ucap Airlangga.

Airlangga juga menyebutkan, daya saing perekonomian Indonesia juga tercatat meningkat tajam.

Baca Juga: Selain buat Video tak Senonoh Inilah Daftar Kontroversi yang dilakukan Selebgram minim Prestasi Oklin Fia

Hal tersebut berdasarkan laporan dari Institute for Management Development (IMD).

Laporan itu menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan peningkatan peringkat daya saing tertinggi di dunia.

Peringkat daya saing Indonesia meningkat 10 posisi dari rangking 44 di 2022 menjadi rangking 34 di tahun ini.

Baca Juga: Mengenal Pakaian Adat Jawa Untuk Laki Laki, Terlihat Indah dan Penuh Makna, Simak Penjelasannya!

Indonesia berhasil memperbaiki peringkat seluruh komponen utama yakni komponen kinerja ekonomi, pemerintah yang efisien, bisnis yang efisien, dan ketersediaan infrastruktur.

Selain itu, peningkatan daya saing tersebut juga diikuti dengan prospek pembiayaan investasi Indonesia juga semakin menarik, terutama dengan afirmasi atas sovereign rating Indonesia oleh berbagai lembaga rating internasional.

“Pertumbuhan kita di akhir 2023 tetap ditargetkan 5,3 persen sesuai dengan APBN, dan pengungkitnya ada di kuartal ketiga. Nanti kami akan melihat kontribusi dari sektor pertambangan, SDA, dan kelapa sawit, yang semuanya tergantung harga komoditas, tapi ini sekarang mendekati harga normal, yang artinya bisa digenjot dari sisi volume ekspornya, dan juga terkait produk unggulan lainnya seperti produk kimia serta besi-baja,” imbuhnya.***

Berita Terkait