DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Harap Tenang, Anggaran Subsidi dan Kompensasi Energi Naik Tiga Kali Lipat Meski Harga BBM Naik

image
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa kenaikan harga BBM diikuti dengan peningkatan anggaran subsidi dan kompensasi energi 2022.

ORBITINDONESIA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa kenaikan harga BBM saat ini juga diikuti dengan peningkatan anggaran subsidi dan kompensasi energi.

Sri Mulyani mengatakan akan terus melakukan perhitungan anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun 2022, mengingat harga minyak mentah Indonesia atau ICP yang dinamis.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Sri Mulyani menjelaskan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022, pemerintah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi menjadi tiga kali lipat.

Baca Juga: Polri Ungkap Peran Chuck Putranto dan Baiquni Wibowo dalam Kasus Obstruction of Justice

Subsidi BBM dan elpiji naik dari Rp77,5 triliun menjadi Rp149,4 triliun serta subsidi listrik dari Rp56,5 triliun menjadi Rp59,6 triliun.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Sementara, kompensasi untuk BBM dari Rp18,5 triliun menjadi Rp252,5 triliun serta kompensasi untuk listrik naik dari Rp0 menjadi Rp41 triliun.

“Sehingga total subsidi dan kompensasi untuk BBM, elpiji, listrik itu mencapai Rp502,4 triliun,” ujar dia, dilansir dari laman resmi Setkab, Sabtu, 3 September 2022.

Baca Juga: Lirik Lagu Bagaimana Kutahu dari Maliq D Essentials yang Dibuat Khusus Hari Pelanggan Nasional

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Lebih lanjut Sri Mulyani menjelaskan, angka Rp502,4 triliun ini dihitung berdasarkan rata-rata dari ICP yang bisa mencapai 105 Dolar Amerika Serikat (AS) per barel dengan kurs Rp14.700 per Dolar AS, dan volume pertalite yang diperkirakan akan mencapai 29 juta kiloliter serta volume solar bersubsidi adalah 17,44 juta kiloliter.

“Dengan harga minyak ICP yang turun ke 90 Dolar AS per barel sekalipun, maka harga rata-rata satu tahun itu masih di 98,8 Dolar AS atau hampir 99 dolar AS per barel. Kalaupun harga minyak turun sampai di bawah 90 dolar AS [per barel] maka keseluruhan tahun rata-rata ICP Indonesia masih di 97 Dolar AS per barel,” ujarnya.

Baca Juga: Bighit Protect Taehyung Menjadi Trending Twitter, Fans Minta Perlindungan Privasi Untuk V BTS dan Jennie

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Dengan perhitungan tersebut, menurut Menkeu, angka kenaikan subsidi dari Rp502 triliun masih akan tetap naik. Subsidi akan naik menjadi Rp653 triliun jika harga ICP adalah rata-rata 99 Dolar AS per barel. Sedangkan jika harga ICP sebesar 85 Dolar AS per barel sampai Desember 2022 maka kenaikan subsidi menjadi Rp640 triliun.

“Ini adalah kenaikan Rp137 triliun atau Rp151 triliun tergantung dari harga ICP. Perkembangan dari ICP ini harus dan akan terus kita monitor, karena memang suasana geopolitik dan suasana dari proyeksi ekonomi dunia masih akan sangat dinamis,” imbuhnya.***

Berita Terkait