DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Christine Entin Entin: Citayam Fashion Week Seperti Kebangkitan Kaum Kulit Hitam di Luar Negeri

image
Citayam Fashion Week pun mulai menjadi magnet cuan juga bagi remaja.

ORBITINDONESIA – Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) itu seperti kebangkitan kaum kulit hitam di luar negeri. Demikian dikatakan Facebooker Christine Entin Entin, yang beredar di media sosial dan dikutip medoa, Minggu, 24 Juli 2022.

Christine Entin Entin menambahkan, di saat kesempurnaan budaya menjadi label yang hanya didominasi kaum kulit putih dengan perspektif dan deskripsi yang juga ala kulit putih, kaum kulit hitam pun melawan. Maka kemudian kita mengenal Naomi Campbell, Eddie Murphy, Whitney Houston, dan lagu rap.

Begitu juga dengan 'komunitas' Citayam Fashion Week. Ketika kiblat fashionista adalah Luna Maya, Dian Sastro, Anya Geraldine, atau Ivan Gunawan, maka mereka menampilkan kiblatnya sendiri. “Ini sebagai bentuk perlawanan terhadap kiblat kesempurnaan yang dipuja selama ini,” tulis Christine Entin Entin.

 Baca Juga: Jadwal Liga 1: Borneo FC Melawan Arema FC Disiarkan Indosiar Minggu Sore Ini

Akhirnya, kalau yang di sana identik dengan kulit putih mulus, hidung mancung, tinggi semampai, detil artistic, dan merk terkenal, maka komunitas CFW adalah kebalikannya. Hidung pesek, kulit 'gosong', body seadanya, cardigan bazaar pasar malam dan sepatu abang-abang kaki lima jadi trade marknya.

Mereka menggedor sebuah kesadaran akan sebuah realitas bahwa dunia itu adalah berpasangan, di mana ideal itu bersanding dengan ke-tidak-ideal-an.

“Selama ini kita terlalu fokus dengan hal-hal ideal dan mengabaikan hal-hal yang dianggap tidak atau kurang ideal,” lanjut Christine.

Dan ketika 'ke-tidak-ideal-an difasilitasi dengan baik, menjadi wajar kalau bisa bangkit menjadi trending topik. Sehingga membuat banyak komunitas 'tidak-ideal' menjadi berani untuk tampil, bergabung dengan komunitas CFW ini.

 Baca Juga: Denny JA: Ulfah Mencari Ayah Kandung, Konflik Sampit 2001 Suku Dayak versus Madura

“Ingat, keberanian itu menular. Dan layaknya komunitas lain yang menjadi trending topik di masyarakat, maka hanya menunggu waktu saja untuk gerakan CFW ini menjadi ide inspirasi gerakan-gerakan sejenis di luar kawasan Sudirman,” tegas Christine.

Apa pelajaran yang bisa dipetik dari fenomena Citayam Fashion Week ini?

Menurut Christine, pelajaran yang bisa dipetik adalah bahwa tidak peduli apapun penilaian orang banyak, maka ketika hal-hal 'kecil' dikumpulkan menjadi satu, difasilitasi dan dikelola eksistensinya dengan baik, maka dia bisa berubah menjadi sebuah aliran baru yang mendominasi pikiran.

“Dan jangan lupa, ketika suatu kebudayaan mulai mendominasi pikiran, maka potensinya menjadi sebuah kiblat kehidupan juga akan semakin besar,” tambahnya.

 Baca Juga: Hasil Liga 1: Kalahkan Barito Putera, Madura United di Puncak Klasemen

Bagaimana akhirannya sepenuhnya bergantung pada kebijaksanaan kita masing-masing. “Karena sesungguhnya kebudayaan itu sama seperti pisau yang bermata dua, yang bisa mendukung sekaligus juga menjatuhkan. Menjadi racun yang kita tak tahu apa obatnya ...,” tutur Christine. ***

 

Berita Terkait