DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Satrio Arismunandar: Tudingan Plagiat ke Film Sayap Sayap Patah Adalah Menggelikan dan Hoaks

image
Dr. Ir. Satrio Arismunandar, M.Si., MBA

ORBITINDONESIA - Tudingan sebagian kalangan bahwa film Sayap Sayap Patah adalah hasil plagiat dari film Nepal, Broken Wings, adalah menggelikan dan pantas disebut hoaks. Hal itu diungkapkan peminat film dan mantan Executive Producer Trans TV, Satrio Arismunandar di Depok, Selasa 30 Agustus 2022.

Menurut Satrio Arismunandar, ide cerita film Broken Wings dan Sayap-Sayap Patah sama-sama diambil dari kisah nyata. “Tetapi ceritanya sangat jauh berbeda, seperti beda bumi dan langit. Masa yang begitu dinamakan plagiat,” ujarnya.

Satrio Arismunandar menuturkan, Broken Wings menceritakan kisah cinta di tengah kerusuhan politik Darjeeling sekitar 1991. Peristiwa ini berawal dari gerakan Gorkhaland yang terjadi di Darjeeling pada 1986. Darjeeling adalah kota di negara bagian paling utara India, Benggala Barat.

Baca Juga: Shandy Walsh dan Jordi Amat Resmi Jadi WNI, Segera Gabung Timnas Indonesia

Pemicu konflik adalah keluarga Gorkha yang menuntut pemisahan dari Benggala Barat 1907, karena merasa berbeda secara etnis. Kisah cinta film ini berpusat pada karakter Endo (Mrinal Singh) dan Priya (Sunakshi Grover).

Sedangkan film Sayap Sayap Patah berpusat pada karakter Iptu Adji (Nicholas Saputra) dan istrinya Nani (Ariel Tatum). Adji adalah polisi dan anggota satuan anti-teror Densus 88, yang sempat dipukuli dan disandera oleh napi teroris yang menjebol rumah tahanan di Mako Brimob.

“Padahal saat itu istri Adji sedang hamil dan sedang proses mau melahirkan. Di sini letak drama dan ketegangannya,” lanjut Satrio.

Sayap Sayap Patah yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo memang diangkat dari peristiwa kerusuhan berdarah di Mako Brimob, Kelapa Dua, pada 8-9 Mei 2018. Dalam peristiwa nyata saat itu, lima anggota polisi terbunuh oleh napi.

Baca Juga: Klasemen Sementara Pekan Ketujuh BRI Liga 1 Musim 2022/2023

Lalu bagaimana soal kesamaan judul? “Film Nepal itu judulnya Broken Wings. Film Indonesia judulnya Sayap Sayap Patah. Di mana letak samanya? Kalau ada film Inggris judulnya Mother, dan film Indonesia judulnya Emak, apa itu akan dituding plagiat?” ujar Satrio, tertawa.

Satrio menginfokan, sebetulnya ada film yang judulnya persis sama seperti film Nepal itu, yaitu film Israel berjudul Broken Wings, yang disutradarai Nir Bergman, dan skenarionya juga ditulis oleh Nir Bergman.

Tetapi juga isi ceritanya jauh berbeda. Film Israel ini berkisah tentang perjuangan Daphne, seorang ibu dengan empat anak, yang harus mengatasi masalah sesudah kematian suaminya yang tiba-tiba. “Kerapuhan keluarga ini disimbolkan dengan istilah sayap sayap patah,” jelas Satrio.

“Nah, kalau sekadar dari segi judul mau menuding plagiat, seharusnya film Nepal ini yang lebih pantas dituding plagiat. Sebab judulnya 100% sama, dan filmnya baru release sekarang. Sedangkan film Israel itu sudah diproduksi tahun 2002, alias 20 tahun yang lalu,” kata Satrio. ***

Berita Terkait