Di Sekolah Pahoa Ini, Budi Pekerti Menjadi Pilar Utama Pengajaran

- Selasa, 28 Maret 2023 | 07:35 WIB
Guru Sekolah dasar Pahoa Memberi Salam Diikuti Siswa. (ObitInodnesia/Abriyanto)
Guru Sekolah dasar Pahoa Memberi Salam Diikuti Siswa. (ObitInodnesia/Abriyanto)

 

ORBITINDONESIA.COM - Sedikit orang yang tahu, bahwa zaman dahulu, ada sekolah Tionghoa yang mengajarkan budi pekerti di bumi Nusantara ini. Namanya Sekolah Pahoa.

Sekolah Pahoa, berdiri di Jakarta (dahulu Batavia) sejak 17 Maret 1901. Sekolah ini didirikan oleh komunitas etnis Tionghoa yang dikenal dengan Tiong Hoa Hwee Koan Batavia atau Jakarta (THHK), yang setahun sebelumnya sudah ada (1900).

Kini, pada 2023, Sekolah Pahoa berusia 122 tahun. Di masa awal Orde Baru (1966), Pahoa sempat ditutup, karena Pemerintah saat itu “alergi” dengan yang berbau terkait Tionghoa/Cina.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Jajaran Pemerintahan Mengalihkan Anggaran Buka Bersama untuk Bantu Fakir Miskin

Puluhan tahun kemudian, para alumninya sepakat mendirikannya kembali. Persisnya pada 2008, berlokasi di Sumarecon Serpong, Tangerang, Provinsi Banten.

Nama PaHoa diambil dari singkatan. “Pa”, adalah nama daerah asal mula berdirinya, yakni Jalan Patekoan (kini Jalan Perniagaan, Jakarta Barat dan telah menjadi lokasi SMA Negeri 19). “Hoa” dari Tionghoa. Jadilah Pahoa.

Sekolah ini di masa kolonial Belanda dan Jepang turut memberi kontribusi kepada siswanya untuk tetap tegar dan mandiri. Itu sebabnya, di era 1950an, Pahoa sudah mengikuti kurikulum pendidikan nasional.  

“Dari sisi internal, para alumni yang telah sukses merasa berhutang budi kepada sekolah.  Eksternalnya, kita melihat belakangan ini banyak tawuran di sekolah, rasa tidak hormat siswa kepada guru. Ini yang menjadikan untuk membangun kembali Pahoa,” ujar Dali Santun Naga, Ketua Pengawas Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Pahoa kepada OrbitIndonesia di Sekolah Pahoa, Serpong, baru-baru ini.

Dali Santun Naga Ketua Pengawas Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Pahoa bersama dua Wakil Direktur Akademik Lia Soleman dan Conniewaty Hardjadinata.
Dali Santun Naga Ketua Pengawas Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Pahoa bersama dua Wakil Direktur Akademik Lia Soleman dan Conniewaty Hardjadinata.

Dali, ketika menjelaskan sejarah Pahoa didampingi dua wakil direktur akademik, yakni Lia Soleman dan Conniewaty Hardjadinata, mengemukakan, Pahoa dulu dan sekarang pilar utamanya tetap sama: memajukan pendidikan melalui Budi Pekerti.

Makna Budi Pekerti di Pahoa diambil dari salah satu ajaran Konfusius yang telah ada ratusan tahun lalu.

Ajaran itu dalam bahasa asalnya disebut Di Zi Gui, yang memberi aspek penting tentang moral untuk siswa. Di Indonesia, Di Zi Gui dikemas menjadi Budi Pekerti.

Halaman:

Editor: Abriyanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X