DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Inspiratif! Mahasiswa Universitas Jember Ini Punya Segudang Prestasi, Bahkan Jadi Penulis Buku

image
Inspiratif! Mahasiswa Universitas Jember Ini Punya Segudang Prestasi, Bahkan Jadi Penulis Buku

ORBITINDONESIA.COM- Dua mahasiswa Universitas Jember memilih keluar dari zona nyaman dengan menerbitkan buku ber-ISBN (International Standard Book Number) di tahun pertamanya kuliah.

Tentu saja prestasi kedua mahasiswa Universitas Jember ini membuat banyak orang kagum. Selain punya segudang prestasi, mereka sudah jadi penulis buku.

Pasalnya, hal ini jarang dilakukan oleh mahasiswa lainnya, apalagi di masa-masa awal beradaptasi dengan dunia perkuliahan di Universitas Jember.

Baca Juga: Prediksi Dampak El Nino di Indonesia, Produktivitas Panen Padi Berkurang 5 Juta Ton

Mereka adalah Adi Saputra dan Putri Nurul Azizah, keduanya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP yang sama-sama diterima di Universitas Jember melalui jalur SNMPTN 2022.

Takdir membawa mereka bertemu di kelas kuliah yang sama saat ini.

Mahasiswa yang akrab disapa dengan nama Adi ini merupakan salah satu mahasiswa dengan segudang prestasi di dunia sastra.

Baca Juga: Kanwil Kemenkumham Sumatra Selatan Beri Ratusan Bantuan Hukum Gratis kepada Warga Miskin

Sejak SMA, dia telah beberapa kali mengikuti lomba puisi dan menjadi juara di ajang nasional.

Menjadi mahasiswa tidak lantas menghentikan kecintaannya pada dunia sastra, caranya dengan tetap mengikuti berbagai ajang lomba puisi berskala nasional.

"Selama menjalani masa perkuliahan ini saya sudah mengikuti enam perlombaan cipta puisi nasional dan satu lomba cipta baca puisi nasional," tutur Adi, Senin 5 Juni 2023.

Baca Juga: FIFA Matchday: Media Asing Ternganga, War Tiket Indonesia Melawan Argentina Ludes dalam 15 Menit

Hasilnya pun tak bisa dipandang sebelah mata. Simak saja deretan prestasi Adi akhir-akhir ini.

Juara ketiga Lomba Cipta Puisi Nasional oleh Forum Tenaga Ahli Lingkungan dengan puisi berjudul "Jangan Menangis Lagi, Rimba".

Juara ketiga Lomba Cipta Puisi Nasional tema harapan oleh Media Semesta 21 dengan puisi berjudul "Harapan Perempuan Tunasusila".

Masuk dalam kategori 10 puisi terbaik dalam lomba cipta puisi nasional oleh Forum Komunikasi OSIS Nurul Jadid Probolinggo dengan puisi berjudul "Edukasi Pertiwi Berbangkit".

Serta puisinya yang berjudul "Sembap Mataku Ialah Kepulangan Ibunda" bertengger di posisi kelima belas dari 1.800 puisi terbaik dalam lomba cipta nasional oleh Lintas Media Pustaka.

Ternyata selain jago menulis dan baca puisi, mahasiswa asli Banyuwangi ini menyempatkan diri menulis novel. Novel bergenre romansa Islami berjudul Bring U Back telah terbit akhir tahun 2021 lalu.

Novel ini lahir dari keikutsertaan Adi pada Lomba Menulis Cerita Remaja Islami Tingkat Kabupaten Banyuwangi 2021, yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Banyuwangi bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Agama Banyuwangi dan Komunitas Cerita Islami Indonesia (CERIS).

"Bagi saya, menulis novel itu perjuangan, sebab saya lebih terbiasa menulis puisi, kemudian harus menulis novel dengan batas minimal 80 halaman," kata Adi.

"Namun walau berat, saya tetap bertekad menyelesaikan buku saya,” tambahnya.

Tantangan tadi belum selesai, pasalnya Adi menulis naskah novel dengan laptop pinjaman hingga prosesnya sempat berjalan tersendat.

Untungnya kala itu Adi tengah dekat dengan sesorang yang selalu memberinya semangat.

Novel Bring U Back bercerita tentang kisah persahabatan antara Niko dan Alesha.

Persahabatan yang sudah terjalin diantara keduanya tiba-tiba harus berantakan gara-gara tragedi meninggalnya Ibu Niko. Perlahan, persahabatan mereka sudah tak sama lagi, karena sikap Niko yang sudah berubah semenjak tragedi meninggalnya Ibu Niko.

Alesha merasa perlu membawa Niko kembali seperti sedia kala, mengembalikan Niko yang sebelumnya.

Sedikit berbeda dengan Adi, Putri Nurul Azizah yang lebih akrab disapa Putri memilih berkecimpung dalam penulisan novel, khususnya novel bergenre horor.

Mahasiswi asal Banyuwangi ini mengaku menyukai menulis sejak duduk di bangku SMP, tepatnya di kelas VIII.

Awalnya, Putri suka membaca buku-buku fiksi hingga suatu saat terbersit pikiran untuk menghasilkan karyanya sendiri dalam bentuk buku.

"Saya kagum dengan mereka, para pengarang yang bisa menulis novel berlembar-lembar hingga memukau pembacanya. Jika mereka bisa menulis buku, mengapa saya tidak?," kata Putri.

Akhirnya, dia pun memutuskan mengikuti lomba menulis novel bahasa Osing, dan hasilnya tak mengecewakan bagi penulis pemula sepertinya.

Putri menjadi juara kedua dalam lomba yang diselenggarakan oleh Pemkab Banyuwangi itu.

Hingga saat ini sudah ada tiga karya tulisan Putri yang telah menjadi buku. Pertama, cerita pendeknya berjudul Sisik Melik yang masuk dalam buku Antologi Cerita Pendek Berbahasa Osing tahun 2018.

Kedua novel horor berjudul Mustaka Ke-13 yang diterbitkan secara digital melalui cabaca.id tahun 2019.

Dan yang terbaru novel horor berjudul Tiyang Langking yang terbit tahun lalu.

Novel ini mengisahkan tiga relawan pendidikan di sebuah desa bernama Desa Angkara. Ceritanya, selama tiga bulan berada di desa tersebut, mereka bertemu dengan seorang anak laki-laki dengan wajah pucat yang selalu diikuti bayangan hitam.

Anehnya, dari ketiga guru tadi cuman Leni yang bisa melihat. Semakin hari, semakin banyak hal aneh yang mereka jumpai.

Hal-hal yang membuat suasana semakin runyam dan panas. Hingga sebuah rahasia terkuak, pun juga dalang di baliknya.

Alur yang menegangkan dengan ending yang tidak terduga berhasil dikemas dalam satu novel, Tiyang Langking.

"Jadi, ide saya menulis cerita horor itu muncul dari ibu saya. Ibu saya hampir tiap malam menceritakan tentang kisah horor," katanya.

"Ditambah juga cerita dari teman saya yang katanya sering melihat hal-hal yang bersifat ghoib. Dari pada kisah tadi itu terbuang, jadi saya jadikan ide cerita dalam buku saya," ungkap Putri.

Putri juga mengungkap bahwa ide-idenya menulis muncul tanpa sengaja ketika orang-orang di sekitarnya menceritakan tentang hal-hal mistis.

Tanpa harus putus di karya ini, Putri memiliki keinginan menulis kembali setelah mengasah kemampuan menulisnya secara lebih baik lagi.

"Jadi, selanjutnya saya ingin memperdalam kemampuan menulis saya dengan lebih matang, baik dari segi alur ceritanya, latar belakang, dan lain sebagainya," ujarnya.

"Saya juga bermaksud mengasahnya melalui lomba-lomba dulu, sebelum kembali menulis buku lagi," tutur Putri.***

Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.

Berita Terkait