DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

RENUNGAN: Antara ke Masjid dan ke Bar, Kebaikan Tetap Harus Disampaikan Dengan Baik

image
Interior Masjid

ORBITINDONESIA - Seorang laki-laki pergi ke Masjid. Ia lupa mematikan (silent mode) hp-nya, dan secara tiba-tiba berdering waktu sedang berdoa.

Seorang takmir menegurnya dgn keras dari depan. Beberapa orang jamaah masjid memarahinya usai berdoa karena dia sudah mengganggu kekhusukan dan ketenangan mereka ketika berdoa.

Dalam perjalanan pulang dari masjid ke rumah, istrinya terus memarahinya karena keteledorannya sepanjang jalan pulang ke rumah.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Azmi Abubakar: Diskriminasi Terhadap Tionghoa Berasal dari Informasi Sesat Warisan Orde Baru

Orang orang tampak melihatnya dengan rasa nyinyir dan menertawakannya, mempermalukan dan meremehkannya!

Sejak itu, ia memutuskan untuk tidak pernah lagi melangkahkan kakinya ke Masjid itu.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Dan... Malamnya, ia pergi ke bar/cafe. Karena baru pertama kali datang, sehingga ia merasa gugup dan terguncang.

Ia tidak sengaja menumpahkan minumannya di meja.

Baca Juga: Sinopsis dan Daftar Pemain Film GOTTI Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini: Keluarga Mafia Gambino

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Pelayan Bar dengan sigap meminta maaf dan memberikan lap bersih untuk membersihkan pakaiannya.

Petugas kebersihan mengepel lantai. Manajer bar itu memberikan minuman pengganti. Ia juga memberikannya pelukan serta berkata:

"Jangan kuatir; Siapa sih yang tidak pernah berbuat salah?"

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Sejak saat itu, ia tidak pernah berhenti datang ke bar itu yang pelayanannya ramah tersebut.

Baca Juga: Berbahayakah Jamur Cordyceps untuk Manusia Seperti di Film The Last Of Us, Simak Penjelasannya Berikut Ini

PELAJARAN: Terkadang sikap kita sebagai orang beriman dan percaya, malah mengantarkan jiwa-jiwa ke neraka. Kita memagari/mengeksklusifkan diri kita seakan kita adalah orang-orang suci.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Bagaimana kita bicara tentang memenangkan jiwa, bila fokus kita adalah kesalahan-kesalahan orang lain saja?

Mari asah kembali mata hati kita, bukan soal siapa benar ataupun siapa salah, namun respon kita yang menentukan. Jaga akhlak kita, Jaga Ucapan kita. Jangan Menghakimi.

Kebaikan akan bernilai baik bila disampaikan dengan hikmah dan baik pula. Semoga jadi inspirasi bermanfaat untuk kita semua. ***

Berita Terkait