DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengapa Masjid Al Aqsa Terus Menjadi Titik Ketegangan Palestina vs Israel

image
Kawasan Masjid Al Aqsa yang diperebutkan Palestina dan Israel.

ORBITINDONESIA.COM - Masjid Al Aqsa --tempat suci ketiga sesudah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah bagi umat Islam-- terus menjadi titik ketegangan antara Palestina dan Israel.

Kompleks Al Aqsa adalah salah satu tempat paling dihormati dalam Islam dan Yudaisme.

Kompleks Al Aqsa, tempat suci tersebut dikenal oleh umat Islam sebagai Al Haram Al Sharif (Tempat Suci Mulia). Sedangkan bagi orang Yahudi itu disebut sebagai Temple Mount. Kompleks ini telah menjadi titik ketegangan antara Israel dan Palestina selama beberapa dekade.

Baca Juga: Dinas Intelijen Israel Mossad Kecolongan oleh Serangan Dadakan Hamas

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan mereka melancarkan serangan "Badai Al-Aqsa" pada hari Sabtu terhadap Israel – yang menargetkan ratusan tentara dan warga sipil – sebagian untuk mempertahankan situs suci tersebut.

Hanya umat Islam yang diizinkan untuk salat di kompleks tersebut berdasarkan pengaturan status quo yang telah diterapkan lebih dari satu abad yang lalu.

Pengunjung non-Muslim diperbolehkan berkunjung pada waktu-waktu tertentu dan hanya pada area tertentu di kompleks.

Namun banyak warga Muslim di dunia khawatir bahwa hak untuk menjadi satu-satunya jamaah di sana telah terkikis dan bahwa situs-situs tersebut terancam oleh berkembangnya gerakan sayap kanan Yahudi dan pemerintah sayap kanan Israel.

Baca Juga: Penjelasan Time Slipping, Kacaunya Timeline di Series Marvel Studios Loki Season 2 dan Perang di Masa Depan

Bentrokan sering terjadi di lokasi tersebut antara jamaah Palestina dan pasukan Israel. Polisi menggerebek kompleks itu beberapa kali selama setahun terakhir.

Kompleksnya terletak di Yerusalem Timur, yang diinginkan Palestina sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Sebagian besar masyarakat internasional menganggapnya sebagai wilayah pendudukan.

Israel merebutnya dari Yordania dalam perang enam hari pada tahun 1967 dan menganggap Yerusalem Timur dan Barat sebagai “ibu kota abadi” mereka.***

Berita Terkait