DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Satrio Arismunandar: Usulan Anies, Pindahkan Ribuan Anak Palestina ke Indonesia Justru Sesuai Keinginan Israel

image
Satrio Arismunandar tentang usulan Anies Baswedan terkait anak Palestina.

ORBITINDONESIA.COM - Usulan bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan, yang meminta ratusan atau ribuan anak-anak Palestina diungsikan ke Indonesia sebagai investasi generasi jangka panjang, justru menguntungkan Israel dan sejalan dengan politik pendudukan Israel.

Hal itu dikatakan peminat masalah internasional dan wartawan senior Dr. Satrio Arismunandar di Jakarta, Kamis, 9 November 2023.

“Makin banyak penduduk Palestina pindah ke luar negeri, makin senang pihak Israel karena ini memudahkan Israel untuk melanjutkan pendudukan dan penjajahannya di tanah Palestina,” kata Satrio, yang pernah dua kali meliput ke Palestina, termasuk saat Perang Teluk 1991.

Baca Juga: Profil Suhartoyo, Meniti Karir Sebagai Calon Hakim di Lampung, Kini Jadi Ketua MK Pengganti Anwar Usman

“Israel bisa lepas tangan. Israel merasa bebas dari tanggung jawab moral atas nasib ribuan anak-anak Palestina itu, yang selama ini praktis hidup menderita di bawah penjajahannya,” lanjut Satrio.

Kepada media, Anies hari Kamis mengatakan, dengan mengungsikan ratusan atau ribuan anak Palestina ke Indonesia, ia berharap anak-anak korban peperangan dapat merasakan kedamaian dan keindahan Indonesia tanpa rasa takut.

"Anak-anak Palestina dari kelompok Gaza, Fatah dan lain-lain, apa susahnya bawa mereka ke sini? Kasih lihat mereka kehidupan di sini, bisa ratus bisa ribu (anak) tinggal di sini," ujar Anies, seperti dikutip media.

“Saya terpaksa bicara, karena usulan ini menurut saya salah arah. Mungkin Anies cuma bicara dari perspektif kemanusiaan, tapi dia tak sadar akan bahaya yang lebih besar bagi anak-anak Palestina itu. Mereka akan terbuang, tak bisa pulang ke kampung halamannya,” tegas Satrio.

Baca Juga: Manfaat AI atau Kecerdasan Buatan untuk Dunia Jurnalistik

Menurut Satrio, saat ini ada puluhan ribu pengungsi Palestina yang tidak bisa kembali ke negeri asalnya. Israel mempersulit dan menghambat mereka untuk bisa pulang, dan itulah memang praktik politik pendudukan Israel.

Satrio menjelaskan, hak pengungsi Palestina untuk pulang ke negerinya (right to return ) termasuk salah satu isu yang sulit dalam perundingan perdamaian Palestina-Israel.

“Itu hampir sama rumitnya dengan penentuan status Jerusalem, yang ingin dikuasai sepenuhnya oleh Israel. Padahal menurut resolusi Dewan Keamanan PBB, Jerusalem Timur di mana terdapat Masjid Al Aqsa adalah bagian dari hak Palestina,” lanjutnya.

Baca Juga: Suhartoyo Terpilih Sebagai Ketua MK, Gantikan Adik Ipar Jokowi, Anwar Usman yang Dipecat

“Dari sini kita bisa lebih mengerti, mengapa banyak negara Arab tetangga enggan menerima pengungsi Palestina secara massal, walaupun mereka bisa paham situasi kemanusiaannya,” ucap Satrio.

“Hal ini karena sama saja mereka mengambil alih beban yang seharusnya adalah tanggung jawab Israel. Berdasarkan sejarah, mereka tahu, pengungsi Palestina ini akan sulit pulang kembali ke Palestina, karena akan dihambat oleh Israel,” tutur Satrio.***

 

 

Berita Terkait