DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

PBB Kecam Taliban Lakukan Apartheid Gender Terhadap Kaum Perempuan di Afganistan

image
Anak perempuan Afganistan menderita apartheid gender yang diterapkan Taliban.

ORBITINDONESIA.COM - PBB mengeluarkan pernyataan keras untuk Taliban. Kata Pakar PBB Richard Bennett, Taliban adalah pelaku apartheid gender.

Taliban terus melakukan pelanggaran yang serius terhadap hak-hak perempuan di Afganistan.

Diskriminasi sistematis dan terlembagakan adalah inti dari ideologi dan aturan Taliban.

Baca Juga: WOW, Lama Tak Muncul Denise Chariesta Ngaku Temukan Pria Idaman Lain Usai Diputus JK, Siapa?

Selama ini apartheid masih dilekatkan pada diskriminasi berbasis ras seperti yang terjadi di Afrika Selatan sejak tahun 1947.

Tapi dalam perkembangannya, apartheid tak cuma karena berbasis ras, tapi juga gender. Masalahnya, apartheid gender masih dianggap bukan kejahatan internasional.

Apartheid gender menurut PBB adalah ‘diskriminasi seksual, ekonomi, dan sosial terhadap individu karena gender atau jenis kelamin mereka’.

Apa yang terjadi di Afganistan belakangan ini, Taliban jelas melakukan penindasan berbasis jenis kelamin atau gender. Anehnya, Taliban menyangkal tuduhan PBB itu.

Baca Juga: RENUNGAN: Mencari Hidup Sukses dan Bermakna

Kata Taliban, apa yang mereka lakukan adalah untuk menerapkan hukum Islam. Sebaliknya, Taliban balik menuduh PBB dan lembaga-lembaga Barat melakukan propaganda untuk menyudutkan Taliban.

Kalau kita lihat dengan akal sehat, kecaman PBB untuk Taliban itu memang faktual terjadi di Afganistan.

Setelah merebut kekuasaan kembali pada 2021, Taliban kembali membatasi kebebasan dan hak perempuan. Taliban melarang perempuan di Afghanistan melanjutkan pendidikan.

Taliban menutup pintu sekolah dan kampus bagi perempuan.

Baca Juga: Amalan di Awal Bulan Dzulhijjah Menjelang Idul Adha yang Harus Kalian Ketahui

Hukum Islam yang diterapkan Taliban adalah hukum Islam yang sudah ditinggalkan banyak negara muslim.

Dalam ajaran Islam, laki-laki dan perempuan punya hak dan tanggungjawab yang setara.

Kita bersyukur dunia internasional masih memberikan perhatian pada kondisi kaum perempuan di Afganistan. Solidaritas kita untuk perempuan di Afganistan.***

Berita Terkait