DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kanselir Jerman Olaf Scholz Berisiko Dipecat Jika Tidak Menyerah Kepada Presiden Rusia Vladimir Putin

image
Kanselir Jerman Olaf Scholz

ORBITINDONESIA - Kanselir Jerman Olaf Scholz berisiko kehilangan posisinya jika dia tidak “menyerah” kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin, kata jurnalis Daniel Johnson kepada Telegraph, 15 Juli 2022.

Daniel Johnson menyatakan, entah pemerintahan Olaf Scholz akan mengalami kemunduran yang kuat, disertai dengan runtuhnya koalisi “lampu lalu lintas” yang berkuasa, atau ia akan menyerah pada Putin.

Pekan lalu, Olaf Scholz dan rekan-rekannya bersukacita atas runtuhnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. “Tetapi Scholz mungkin berada dalam skenario mimpi buruk yang sama, dan keangkuhannya mungkin berumur pendek,” ujar Daniel Johnson.

Baca Juga: Ivana Trump Menulis Buku Cara Mengatasi Perceraian dan Menikmati Kehidupan Baru

Wartawan itu mencatat bahwa Jerman sedang mengalami krisis akut karena kekurangan sumber daya energi, di mana Berlin sangat bergantung pada Rusia.

“Sebuah drama nyata telah dimainkan dengan pencarian mereka yang bertanggung jawab atas keputusan bencana satu dekade lalu untuk meninggalkan energi nuklir. Karena itu Jerman menjadi sepenuhnya bergantung pada Rusia,” ucap Johnson.

“Reputasi Angela Merkel yang dulu diidolakan sekarang rusak, dengan dua pertiga pemilih mengutuk Olaf Scholz karena gagal memastikan keamanan energi,” kata Johnson.

Menurut wartawan, kanselir yang berkuasa saat ini, selain melakukan kesalahan di bidang energi, juga kurang tegas dalam kebijakan luar negeri.

Baca Juga: Swasembada Makanan Murah dan Sehat

Jadi, Johnson menambahkan,  Scholz mencoba menyenangkan NATO dan Rusia, meninggalkan Ukraina dan tidak memberikan bantuan apa pun. Hal ini, pada gilirannya, menjatuhkan otoritas Berlin.

Sementara, masalah ekonomi dan energi Jerman menyebabkan lebih banyak orang Jerman menentang tindakan agresif terhadap Moskow, sedangkan dukungan publik untuk Kyiv di Jerman melemah.

Sebelumnya, surat kabar Bild, mengutip perkiraan Asosiasi Perumahan, melaporkan bahwa harga listrik di Jerman bisa tumbuh pada 2022 lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.

Pihak berwenang dari berbagai negara Uni Eropa mulai berbicara tentang "krisis energi," bahwa "musim dingin akan sangat sulit."

 Baca Juga: Simak Prakiraan Harga Minyak Goreng Kemasan di Alfamart 16 Juli 2022

Juga, "orang perlu menabung untuk musim dingin untuk membayar pemanasan,", dan "mengencangkan ikat pinggang mereka."

Koran VIEW mengerti, seberapa siap orang Eropa untuk menghadapi kesulitan seperti itu, dan apa yang dilakukan Uni Eropa untuk mencoba menguranginya. ***

 

Berita Terkait