DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Apa Penyebab Penyakit Obesitas, Ini Penjelasan Menurut Pakar Gizi Fakultas Kedokteran UI

image
Bayi obesitas ilustrasi

ORBITINDONESIA.COM- Tahukah kamu? obesitas dapat dialami seseorang dari segala usia.

Ternyata obesitas merupakan salah satu penyakit degeneratif yang kini banyak menyasar usia anak-anak dan remaja.

Menurut dr. Dian, yang juga merupakan pengurus Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), makan banyak tidak selalu menjadi penyebab seseorang mengalami obesitas.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Berkaca dari Kasus Balita Obesitas, Peran Penting Siapa saja yang Perlu dalam Edukasi Kegemukan pada Anak

Lebih lanjut pakar gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. dr. Dian Kusuma Dewi M.Gizi, Sp.KKLP., menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang menderita obesitas.

"Pandemi, studying from home, dan godaan pemesanan makanan melalui online, membuat generasi rebahan cenderung malas gerak, namun rajin mengemil. Akibatnya, kerap terlihat orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan," kata Dian Kusuma Dewi di Kampus UI Depok, Selasa.

Menurut Dr. dr. Dian Kusuma Dewi yang merupakan salah seorang staf pengajar pada Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, obesitas adalah saat seseorang mengalami ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dengan yang keluar.

Baca Juga: Daftar Pemain Serial Loki Season 2 yang Diprediksi akan Muncul, Salah Satunya Kang The Conqueror

Saat terjadi ketidakseimbangan dan akhirnya menumpuk, maka seseorang dapat mengalami kelebihan berat badan yang akhirnya berujung pada obesitas.

“Sebetulnya tidak semata-mata seseorang langsung mengalami obesitas, pada prosesnya akan diawali dengan kelebihan berat badan (overweight). Kelebihan berat badan yang tidak tertangani dengan baik, dapat naik menjadi kategori obesitas kelas 1. Obesitas kelas 1 yang belum tertangani juga, maka orang tersebut dapat masuk menjadi obesitas kelas 2,” ujar dr. Dian.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Baca Juga: Sinopsis Lengkap Now You See Me 2: The Four Horsemen Dikhianati Orang Terdekat, Tayang di Bioskop Trans TV

Justru, pada beberapa kasus ditemukan bahwa asupan makanan yang masuk dalam tubuh mereka kurang dari kebutuhannya, namun jenis makanan yang dipilih dan jadwal makan yang salah yang sering menjadi penyebab.

Selain itu, pola tidur yang kurang seimbang juga dapat menjadi penyumbang pada beberapa kasus obesitas.

Pola tidur atau istirahat yang kurang akan berpengaruh terhadap ketidakseimbangan hormon, dan hal ini banyak dialami oleh remaja.

Baca Juga: Baru Putus dengan Thariq Halilintar, Fuji Dijodohkan dengan El Rumi oleh Netizen

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Pada masa tersebut, remaja dalam keadaan emosi yang belum stabil dan sedang memasuki masa pencarian jati diri menuju dewasa.

Belum lagi, tambah dr. Dian, dengan adanya kemajuan teknologi saat ini juga cukup mendorong seseorang mengalami obesitas.

Mulai dari begitu mudahnya memesan makanan melalui aplikasi, hingga melakukan kegiatan tanpa harus bertatap muka yang turut mengurangi aktivitas fisik. 

Baca Juga: BRI Liga 1: Persik Kediri Melawan Rans Nusantara FC, Macan Putih Pesta Gol 5-1

Selain mengalami peningkatan berat badan, obesitas akan berdampak pada tubuh manusia mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Seperti penyakit diabetes, gangguan jantung, paru, hati, dan berbagai penyakit lainnya.

Di sisi lain, obesitas pada remaja juga dapat menyebabkan depresi karena rasa malu, bahkan ada yang mengalami perundungan melalui body shamming.

Saat mengalami depresi, mereka akan mengalami penurunan rasa percaya diri dan merasa tidak berdaya untuk melakukan sesuatu yang berujung pada penurunan prestasi belajar.***

Dapatkan informasi terbaru lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.

Berita Terkait