Inilah Penyebab dan Bagaimana Insomnia Didiagnosis Serta Perawatan yang Tepat untuk Penderitanya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 26 Mei 2023 13:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Insomnia menjadi topik yang sering dibicarakan dan banyak menyebabkan masalah di kalangan orang dewasa.
Diagnosis medis diperlukan agar penderita mendapatkan perawatan medis yang tepat untuk membantu memulihkan Insomnia yang dideritanya.
Baca Juga: New Year Gaza 24 B
Tidak diketahui penyebab pasti bagaimana seseorang bisa mengidap Insomnia, bahkan hingga kini masih belum diketahui penyebab pasti bagaimana seseorang dapat mengalami Insomnia.
Banyak orang insomnia kemungkinan besar disebabkan oleh jenis rangsangan fisiologis tertentu pada waktu yang tidak diinginkan, yang mengganggu pola tidur normal.
Contoh gairah tersebut dapat mencakup detak jantung yang meningkat, suhu tubuh yang lebih tinggi, dan peningkatan kadar hormon tertentu, seperti kortisol.
Gangguan insomnia sering terjadi bersamaan dengan gangguan kesehatan mental.
Baca Juga: Yunarto Wijaya: Jangan Jerumuskan Presiden Jokowi Menjadi Pak Harto
Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda
Diyakini bahwa penyebab insomnia mungkin berbeda pada orang yang memiliki insomnia dan kondisi kesehatan mental tertentu.
Faktor Risiko Insomnia
Meskipun tidak ada penyebab tunggal insomnia, penelitian telah mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat membuat seseorang beresiko lebih besar mengalami insomnia.
Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma
Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan insomnia:
· Menjadi wanita atau terlahir sebagai wanita
Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan
· Usia yang lebih tua
· Status sosial ekonomi rendah
· Kondisi medis seperti diabetes atau nyeri kronis
· Gangguan tidur lainnya seperti sindrom kaki gelisah dan sleep apnea
· Gangguan mood termasuk depresi dan kecemasan
· Memiliki anggota keluarga dekat yang menderita insomnia
Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota
Baca Juga: Liga Inggris: Man United vs Chelsea, Setan Merah Pastikan Tempat di Liga Champions Musim Depan
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko ini akan mengalami insomnia, dan tidak semua orang dengan insomnia akan memiliki salah satu dari faktor risiko tersebut.
Bagaimana Insomnia Didiagnosis?
Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju
Dokter umumnya mendiagnosis insomnia dengan mengajukan pertanyaan tentang kebiasaan tidur dan riwayat kesehatan seseorang.
Mereka mungkin akan memberikan kuesioner khusus untuk menilai kelelahan, kantuk, dan gejala lainnya. Terkadang mereka akan meminta membuat buku harian tidur untuk waktu yang singkat.
Baca Juga: Ini Sosok Istri Orang yang Jadi Selingkuhan Wakapolres Binjai Kompol Agung Basuni, Ternyata...
Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima
Perawatan untuk Insomnia
Perawatan untuk insomnia tergantung pada berapa lama seseorang mengalami masalah tidur dan faktor spesifik apa pun yang berkontribusi terhadap kurangnya tidur.
Orang dengan insomnia jangka pendek mungkin tidak memerlukan pengobatan sama sekali, dan perawatan mungkin difokuskan pada diskusi praktik untuk mendukung kebersihan tidur.
Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah
Penggunaan sementara dari obat tidur yang diresepkan dapat menjadi pilihan jika insomnia menyebabkan tingkat kecemasan atau kesusahan yang tinggi.
Baca Juga: VIRAL, Santri Jadi Korban Bullying di Ponpes hingga Alami Gangguan Kejiwaan, Warganet Open Donasi
Beberapa pendekatan pengobatan tersedia untuk orang dengan insomnia yang berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
· Cognitive Behavioral Therapy for Insomnia (CBT-I) atau terapi perilaku kognitif untuk insomnia: Para ahli menganggap terapi perilaku kognitif untuk insomnia sebagai pengobatan awal yang terbaik dan paling efektif untuk insomnia kronis.
CBT-I membantu orang mengelola kecemasan yang mereka rasakan tentang masalah tidur mereka dan membangun kebiasaan tidur yang lebih baik.
· Obat tidur: Jika seseorang mengalami gejala insomnia yang signifikan, atau dalam kasus di mana CBT-I tidak membantu, pengobatan mungkin disarankan.
Obat-obatan dapat membantu meningkatkan tidur tetapi juga dapat disertai dengan efek samping, seperti kantuk di siang hari atau kebingungan.
· Perawatan lain: Beberapa orang dengan insomnia mungkin tertarik untuk mengeksplorasi pilihan lain, seperti melatonin atau suplemen makanan, yoga, hipnosis, atau aromaterapi.
Baca Juga: Warga Negara Asing Asal Korea Selatan Jadi Tersangka Pembunuhan Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus
Baca Juga: Inilah Alasan PSSI Belum Umumkan Harga Tiket Resmi FIFA Matchday Timnas Indonesia Melawan Argentina
Namun, bukti ilmiah yang mendukung penggunaan metode ini untuk mengobati insomnia saat ini masih kurang.
Baca Juga: Di Gedung Long See Tong Kota Padang, Mahfud MD Janji Perjuangkan Hak Adat
Jika insomnia dikaitkan dengan kondisi lain, seperti sleep apnea atau depresi, pengobatan untuk kondisi lain sering kali dapat memperbaiki kualitas tidur.
Jika insomnia seseorang adalah efek samping dari obat lain yang mereka minum, dokter dapat menyesuaikan obat atau dosisnya untuk meningkatkan kualitas tidur.
Baca Juga: Ini Alasan Polisi Tetap Menahan Putri Balqis, Meski Menjadi Korban KDRT di Depok
Baca Juga: Muhaimin Iskandar Janjikan Tunjangan Ibu Hamil, Guru Mengaji, dan Bebaskan Pajak Bumi Bangunan
Jangan sesuaikan obat apa pun tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu.
Terkadang, penderita insomnia memasuki siklus yang sulit di mana masalah tidur mereka memperburuk kecemasan di malam hari, yang kemudian memperburuk tidur mereka.
Perawatan untuk insomnia dapat membantu mencegah atau memutus siklus ini dan mencegah insomnia akut menjadi kronis.
Selain itu, mempertahankan kebiasaan tidur yang sehat setelah perawatan insomnia dapat membantu mencegah insomnia kembali, termasuk:
· Menjaga waktu tidur dan waktu bangun yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan
Baca Juga: Taman Mini Indonesia Indah Gelar Konser Musik untuk Natal dan Tahun Baru
· Menggunakan tempat tidur hanya untuk seks dan tidur
· Bangun dari tempat tidur jika tertidur terlalu lama atau menyebabkan kecemasan
· Tidak mengonsumsi kafein, alkohol, atau nikotin, terutama menjelang waktu tidur
Baca Juga: Dinas Kesehatan: Pengidap COVID 19 di Jakarta Mencapai 200 Kasus per Hari
Baca Juga: Perempuan Korban KDRT di Depok Jadi Tersangka, Polisi: Ini Jadi Pelajaran, Kasus Kita Tahan
· Menjaga kamar tidur tetap gelap dan tenang
· Menahan diri dari menonton televisi atau menggunakan perangkat elektronik lainnya sebelum tidur
Baca Juga: Relawan Santri Muda Garut Dukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD
· Tidak memeriksa jam untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tertidur
· Menghindari makan besar terlalu dekat dengan waktu tidur
Dari penjelasan tentang penyebab, faktor resiko, bagaimana insomnia dapat didiagnosis serta perawatan yang tepat untuk penderita insomnia.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Ikut Kirab Budaya Nitilaku UGM Yogyakarta
Dapat disimpulkan bahwa diagnosis perlu dilakukan secara medis untuk mengetahui perawatan yang tepat bagi penderitanya.
Selain itu, mempertahankan kebiasaan tidur yang sehat juga perlu dilakukan agar dapat mengurangi gangguan tidur yang anda alami.***
Baca Juga: Buruh Rokok di Kudus Deklrasi Dukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Kamu bisa mendapatkan beragam informasi dan artikel lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.