NGERI! Kasus Penyakit Menular Sifilis di Yogyakarta Tahun 2023 Meningkat 60 Persen, Begini Gejalanya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 26 Mei 2023 17:50 WIB
ORBITINDONESIA.COM- Kasus penyakit menular sifilis di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan yang signifikan.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut peningkatan kasus penyakit menular sifilis didominasi oleh laki-laki.
Lonjakan peningkatan kasus sifilis di Yogyakarta naik menjadi 60 persen pada tahun 2023.
Baca Juga: New Year Gaza 24 B
Baca Juga: Duh, Penyakit Kelamin Sifilis Meningkat di Indonesia, Ini Penyebabnya
Sifilis, yang juga dikenal sebagai raja singa, adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat, penting untuk mengenali gejala sifilis.
Berikut adalah beberapa gejala yang perlu diwaspadai berkaitan dengan ciri-ciri penyakit menular sifilis :
1. Sifilis Primer
Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda
Sifilis Primer ditandai dengan adanya chancre, yaitu luka terbuka yang tidak nyeri dan biasanya muncul di area genital, anus, atau mulut sekitar 2-3 minggu setelah teriinfeksi.
Luka terbuka ini seringkali tidak terasa gatal sehingga seringkali terlewatkan dan tidak diperhatikan.
2. Sifilis Sekunder
Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma
Setelah beberapa minggu atau bulan, sifilis primer dapat berkembang menjadi sifilis sekunder dengan gejala seperti ruam merah yang terlihat seperti bintik-bintik pasa telapak tangan dan kaki.
Baca Juga: TOK! Bekas Rektor Unila Karomani Dihukum 10 Tahun Penjara
Kondisi ini biasanya tidak gatal dan dapat hilang dengan sendirinya, namun jika tidak diobati dapat berkembang menjadi lebih serius.
Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan
3. Sifilis Tersier
Sifilis tersier adalah tahap lanjut dari penyakit sifilis yang dapat timbul setelah bertahun-tahun tidak diobati.
Pada tahap ini, dapat mempengaruhi organ tubuh yang lebih dalam, termasuk jantung, otak, tulang, dan sistem saraf.
Gejala yang timbul bervariasi seperti masalah neurologis, gangguan penglihatan, kelemahan otot, atau kelainan pada jantung bahkan stroke.
Peningkatan penyakif sifilis di Yogyakarta menunjukan perlunya kesadaran dan edukasi mengenai penyakit ini.
Pemerintah, Lembaga Kesehatan, dan masyarakat secara luas harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dengan mengedukasi sekitarnya mengenai pencegahan, pengobatan dini, dan pentingnya melakukan tes secara berkala.
Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota
Dengan kesadaran yang meningkat, pengobatan yang tepat waktu serta upaya pencegahan yang efektif, kita dapat mengendalikan penyebaran penyakit sifilis dan mewujudkan masyarakat yang lebih sehat.
Penting untuk dicatat bahwa sifilis dapat diobati dengan antibiotik yang tepat jika didiagnosis dini.
Oleh sebab itu, kesadaran akan penyebab, gejala, dan dampak sifilis sangat penting dalam mencegah penyebaran infeksi dan meminimalkan risiko komplikasi yang serius.
Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala yang mencurigakan atau berisiko terkena sifilis, segeralah berkonsultasi dengan profesional medis untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Dinkes DIY menghimbau masyarakat tak merasa malu jika memiliki gejala seperti diatas atau pun memeriksa untuk deteksi dini.
Pemerintah DIY juga menegaskan bahwa penyakit menular sifilis dapat disembuhkan asal mau berobat.***
Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima
Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News