DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kabar Baik: Gerakan 212 Pecah Dengan Anies

image
Novel Bamukmin, tokoh Gerakan 212, yang kecewa pada Anies Baswedan.

ORBITINDONESIA.COM - Ada kabar baik. Menjelang Pilpres 2024, hubungan antara Gerakan 212 dengan bakal capres Anies Baswedan menegang.

Paling tidak, ini terasa dalam pernyataan Wasekjen Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin di media. Dengan galau, Novel mengeluh bahwa Anies sekarang menjauh dari 212.

Dia bilang, Anies sekarang sudah tidak mau bersilaturahmi dengan kelompok 212. Ini berbeda dengan saat Anies dulu maju dalam pemilihan Gubernur DKI pada 2017.

Baca Juga: Pegadaian Kick Off Program Clean and Gold Movement

Sekarang, Anies tidak lagi membuka komunikasi, apalagi meminta izin pada gerakan mereka. Begitu juga ketika sekarang Anies memutuskan untuk menjadikan Muhaimin Iskandar dari PKB sebagai wakil presidennya.

Keputusan itu diambil tanpa memberitahu 212. Novel menganggap, Anies sekarang terkesan cuci tangan, balik badan dan tidak mau dikaitkan dengan 212 yang sebenarnya dulu mendukung penuh Anies di Pilgub DKI 2017.

Novel juga kecewa bahwa selama menjadi Gubernur, Anies sama sekali tidak bicara terkait kasus-kasus besar yang diperjuangkan 212.

Contohnya saja kematian sejumlah laskar FPI di KM 50, penolakan Cold Play, penolakan LGBT dan sebagainya.

Baca Juga: Sandiaga Uno: CElebrASEAN Expo 2023 adalah Sarana Promosi Produk Ekonomi Kreatif

Novel mengingatkan kalau Anies tidak kunjung membuka komunikasi dengan 212, mereka mungkin akan meninggalkan Anies. Terkait Pilpres 2024, Novel meminta Anies dan Muhaimin memberikan penjelasan agar Gerakan 212 dan NU bisa bersatu.

Kegalauan Novel ini tentu merupakan kabar baik bagi kelompok-kelompok masyarakat yang memperjuangkan toleransi Islam. Gerakan 212 dikenal sebagai gerakan yang mengusung politik identitas yang telah memecah belah bangsa Indonesia.

Anies pun diberi julukan sebagai Bapak Politik Identitas karena kemenangannya menjadi Gubernur DKI dulu dicapai dengan menggunakan sentimen Islam versus non-Islam.

Kalau 212 kini pecah dengan Anies, diharapkan pembelahan atas dasar agama dan ras tidak akan berulang di Pilpres 2024. Demi Indonesia yang satu, mari tinggalkan sentimen SARA.***

Berita Terkait