DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Siapa yang Mendanai NED, Organisasi Bentukan CIA dengan Misi Ganggu Pemilu di Indonesia

image
Ilustrasi, siapa yang mendanai operasional NED, organisasi bentukan CIA yang berniat merongrong urusan Indonesia.

ORBITINDONESIA.COM - National Endowment for Democracy (NED) yang diyakini sebagai organisasi bentukan Central Intelligence Agency (CIA) disebut mencoba merongrong urusan dalam negeri Indonesia.

Sebagaimana di dalam artikel yang telah ditulis sebelumnya, sebuah bocoran informasi mengatakan bahwa NED hendak menggunakan pengaruhnya untuk melengserkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta mengintervensi proses Pemilu di tanah air.

Berdasarkan informasi yang diterima, rencana jahat NED tersebut merupakan bagian dari sebuah operasi intelijen bernama Revolusi Warna (Color Revolution).

Baca Juga: PROFIL NED, Organisasi Bentukan CIA yang Mencoba Menggulingkan Presiden Jokowi sebelum Pemilu

Revolusi Warna dikenal merupakan operasi intelejen Amerika Serikat (AS) untuk mengubah rezim yang tidak diinginkan di suatu negara, dan menggantinya dengan rezim baru yang dikehendaki oleh AS.

Aksi NED ini mengingatkan masyarakat dengan yang pernah dilakukan CIA terhadap Presiden Sukarno.

Buku berjudul "The Incubus of Intervention, Conflicting Indonesia Strategies of John F Kennedy and Allen Dulles" menyebutkan bahwa upaya penggulingan kekuasaan Sukarno oleh pemberontakkan PRRI di Sumatera dan Permesta dj Sulawesi, ditunggangi oleh kepentingan AS melalui CIA.

Baca Juga: NED, LSM Binaan CIA yang Diduga Mau Ikut Campur Hasil Pemilu dan Pilpres Indonesia 2024

Upaya tersebut dilakukan CIA untuk menanggapi potensi ancaman komunisme di Indonesia saat itu bagi kepentingan AS dan sekutunya.

Siapakah NED yang disebut bagian dari CIA ini?

NED adalah yayasan nirlaba independen yang didedikasikan untuk pertumbuhan dan penguatan lembaga-lembaga demokrasi di seluruh dunia. 

Setiap tahunnya, NED memberikan lebih dari 2.000 hibah untuk mendukung proyek-proyek kelompok non-pemerintah di luar negeri yang bekerja untuk tujuan demokrasi di lebih dari 100 negara.

Baca Juga: BOCORAN INVESTIGASI: AS Melalui NED yang Didirikan Pentolan CIA Kembali Rancang Revolusi di Indonesia

Sejak didirikan pada tahun 1983, lembaga ini menjadi garda terdepan perjuangan demokrasi di mana pun, dan berkembang menjadi lembaga multifaset yang menjadi pusat aktivitas, sumber daya, dan pertukaran intelektual bagi para aktivis, praktisi, dan pakar demokrasi di seluruh dunia.

NED disebut juga sebagai sebuah institusi yang unik.

Sifat non-pemerintah yang dimiliki oleh NED memberikan fleksibilitas yang memungkinkannya bekerja dalam situasi yang paling sulit di dunia, dan memberikan respons dengan cepat ketika ada peluang untuk perubahan politik. 

Baca Juga: Sandiaga Uno: Digitalisasi Perizinan Event Akan Dipermudah, Sekarang Sedang dalam Tahap Uji Coba

NED berdedikasi untuk mendorong pertumbuhan berbagai lembaga demokrasi di luar negeri, termasuk partai politik, serikat pekerja, pasar bebas dan organisasi bisnis, serta banyak elemen masyarakat sipil yang dinamis yang menjamin hak asasi manusia, media yang independen, dan peraturan hukum.

Siapakah yang mendanai operasional NED?

Di dalam situs resminya yang diakses, Selasa, 12 September 2023, NED mendapatkan anggaran tahunan dari Kongres AS melalui Kementerian Luar Negeri.

Baca Juga: Dibintangi Jason Momoa, Ini Sinopsis Film Aquaman and the Lost Kingdom

Kendati demikian, NED mengaku bahwa hal tersebut tidak menjadikan NED menjadi organisasi milik pemerintah.

Anggaran tahunan yang mereka terima dari Kongres AS dilakukan secara internal dan diawasi oleh dewan direksi NED.

Selain dari Kongres AS, NED juga menerima dana dari pihak lain.

Baca Juga: Ekspresi Data Denny JA: Generasi Milenial Segera Menjadi Mayoritas di Indonesia, Apa Konsekuensinya

Berdasarkan keterangan yang mereka tulis di situsnya, NED mengumpulkan kontribusi swasta terbatas dari yayasan, perusahaan dan individu untuk mendukung beberapa kegiatan non-hibah, termasuk Penghargaan Demokrasi tahunan Endowment dan acara publik lainnya, Majelis Global Gerakan Dunia untuk Demokrasi, dan beberapa kegiatan lainnya yang berkaitan dengan promosi demokrasi di seluruh dunia.***

Berita Terkait