DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Iyyas Subiakto: Saat Ini Kita Sedang Menjadi Pasien Politik Prabowo dan Anies

image
Prabowo Subianto (tengah) bersama Ganjar Pranowo (kiri) dan Anies Baswedan.

ORBITINDONESIA.COM - Saat ini kita sedang menjadi pasien politik bagi Prabowo dan Anies. Kenapa disebut pasien, karena kita pernah terluka, bahkan lukanya masih menganga.

Nyeri politik yg kita alami atas perilaku Prabowo dan Anies yang bakal mencapreskan diri ini lagi tidak mudah mengubah cara pandang kita kepada mereka. Walau ada yang melompat ke sana pura-pura menutup luka lama demi sebuah keinginan yang lebih.

Orang jenis ini pantas kita sebut pengkhianat karena dia berenang dari samudra kebenaran ke kubangan kenistaan yg melukai Indonesia. Tapi itulah politik, kadang kelicikan diperlukan, dan mereka menyebutnya perjuangan.

Baca Juga: Renungan Hikmah: Berilah Aku Segelas Beras

Distraksi adalah mengalihkan rasa nyeri atau bahkan meningkatkan toleransi atas nyeri itu sendiri.

Batin kita masih menahan nyeri itu, luka itu masih membekas. Gerusan atas kebenaran yang mereka lakukan begitu tajam menghujam.

Nyeri politik kita atas kekejaman Orba, hilangnya aktivis kita, kerusuhan '98 yang memakan korban saudara kita etnis Tionghoa di Jakarta, mereka diperkosa. Trauma keluarga itu masih tidak bisa dihapus begitu saja.

Kita masih ingat sekelas almarhum Christianto Wibisono seorang ekonom terpaksa pindah ke Amerika, karena keluarganya menjadi korban keganasan kerusuhan '98.

Baca Juga: Diiringi Tari Rudat Khas Lampung, Sabahat Ganjar Nyatakan Dukungan ke Kantor PDI Perjuangan

Siapa di belakangnya jelas ada Prabowo yg pernah diajak sumpah pocong oleh Pak Wiranto, tapi dia menolak bersama Kivlan Zen, sang kolega.

Dia pernah kabur ke Yordania setelah dipecat dari tentara. Ini sama kelakuannya dengan bapaknya yang juga pernah kabur, karena tidak bisa mempertanggung jawabkan laporan keuangan negara sebagai Menkeu, waktu zaman Soekarno.

Namun sang kacung Fadli Zon mengatakan bossnya diberhentikan dengan hormat, dengan hormat dari mana, dari laut. Ada 8 jenderal yang menyidangnya kok masih mau ingkar fakta.

Rasa nyeri politik kita ini yang terus dialihkan dengan berbagai cara, kadang mereka bisa berhasil juga, bahkan Pak Wiranto bisa memberi toleransi nyeri hatinya dan sekarang mendukung Prabowo. Taring kebenarannya patah hanya karena kepentingan.

Baca Juga: Forum Alumni UI Untuk Indonesia Hebat Akan Deklarasi Dukung Ganjar, Rabu Sore Ini

Kondisi yang sama juga kita melihat bagaimana si Anies berprilaku nyaris sama walau kasusnya berbeda. Manusia ini mempunyai sifat pengkhianat dengan derajat yang luar biasa. Otak, hati, mulut, isinya kebohongan. Bak musang berbulu ayam.

Entah apa maksud Tuhan kita masih terus diberi cobaan, ujian atau kemudahan.

Cobaannya, sebagai bangsa kita masih harus menerima manusia dgn segala masalah keburukan, seolah kita tak dibiarkan masuk zona nyaman, sebagai bangsa kita harus waspada dan terjaga.

Dari sudut ujian kita dituntut sabar mencermati manusia Srigala seperti mereka. Karena apabila lengah, lepas kepala dari badan kita. Karena adab mereka bisa dengan mudah menjual bangsanya.

Baca Juga: Man City Susah Payah Tahan Imbang Real Madrid di Leg 1 Semi Final Liga Champions

Dari sudut kemudahan, kita diberi pilihan orang baik di tengah manusia kotor yang sangat mudah menjadi pembeda. Panca Indra kita jelas melihat, mencium, dan merasakan bahwa orang-orang munafik ini jangan di pilih jadi pemimpin, karena luar biasa bahayanya.

Pilih saja yang rambut putih, yang keningnya berkerut, humble, dan cerdas.

Hehe mau ngomong pilih Ganjar saja kadang kita muter. Sama halnya kita mau katakan bahwa kita tak mau memilih Prabowo dan Anies karena itu bukan pilihan kita.

Katakan saja kita menolaknya demi Indonesia. Kita tak bisa di paksa suka. Karena rasa nyeri kita masih dan makin terasa. Dan tak pernah ada obatnya. Kita harus selalu waras, agar kita tetap cerdas.

Oleh: Iyyas Subiyakto ***

Berita Terkait