DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Jabatan Gubernur DKI Berakhir, Inilah Sederet Kontroversi Kebijakan Anies Baswedan Di Jakarta

image
Anies Baswedan diberhentikan dari jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta karena masa kepemimpinannya akan selesai

ORBITINDONESIA- Gubernur DKI Jakarta selalu penuh kontroversi setiap berganti Gubernur, tidak terkecuali Anies Baswedan.

Anies Baswedan yang merupakan lulusan UGM ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak tahun 2016 bersama wakilnya saat itu Sandiaga Uno, namun setelah Sandi maju sebagai Cawapres Wakil Gubernur digantikan oleh Ahmad Riza Patria.

Dan setelah berjalannya waktu hingga jabatannya resmi berhenti di bulan September ini Anies Baswedan tidak bisa lepas dari kontroversi dan banyak yang menyerang kebijakannya.

 Baca Juga: iPhone 14 versi Pro Max Lebih Banyak Dilirik Konsumen Daripada Seri yang Lama

Berikut ini adalah sederet kebijakan kontroversial Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta:

  1. Penutupan jalan di Tanah Abang

Salah satu kebijakan Anies Baswedan yang mengundang banyak kritik adalah saat menutup jalan di Tanah Abang dan membuat pedagang kaki lima pindah ke jalanan.

Kebijakan yang dikeluarkan pada 22 Desember 2017 ini menjadikan Anies sebagai sasaran kritik terutama dari para pejalan kaki karena dianggap lebih mementingkan salah satu pihak.

Akibatnya Ditlantas Polda Metro Jaya meminta Pemprov DKI untuk mengkaji ulang kebijakan ini.

 Baca Juga: Punya Permasalahan Kulit kering dan Sensitif, Atasi dengan Buah Pir

  1. Mewarnai separator jalan

Kota Jakarta yang menjadi tuan rumah perhelatan akbar Asian Games 2018 juga ikut ambil bagian dalam menunjukan aksinya sebagai kota yang layak menjadi penyelenggara event internasional.

Karenanya Anies Baswedan berinisiatif mewarnai separator jalan dengan berbagai warna yang cerah.

Namun menurut peraturan resmi Menteri Perhubungan Nomor PM 34 tahun 2014 tentang marka jalan yang mengatur penggunaan warna yang diperbolehkan adalah hanya hitam putih.

Setelah mendapatkan kritik separator itu dikembalikan ke warna asalnya.

 Baca Juga: Waspada Penyebab Sinusitis Bisa dari Bakteri dalam Mulut

  1. TGUPP

Anies Baswedan membentuk tim bernama TGUPP yang bertugas untuk fokus dalam menjalankan program pembangunan terutama masalah publik dan tata ruang kota di Jakarta yang sudah kusut. Namun tim ini dikritik DPRD karena jumlahnya yang dianggap tidak masuk akal.

TGUPP diisi tim berjumlah 73 orang dengan dana sebesar Rp 19,88 Miliar.

 Baca Juga: Inilah 5 Drama Korea Bahas Hacker dari Berbagai Genre yang Seru Untuk Ditonton

  1. Menggunakan lidah mertua

Sudah bukan hal yang mengejutkan jika Jakarta adalah Kota yang padat penduduk dan ramai kendaraan yang menyebabkan polusi begitu pekat.

Bahkan Jakarta dinobatkan sebagai Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, untuk mengatasi masalah ini Gubernur Anies Baswedan justru menganjurkan penduduknya untuk menggunakan tanaman lidah mertua sebagai penyaring udara yang kotor.

 Baca Juga: Film Komedi Keluarga Ngeri Ngeri Sedap, Siap Wakili Indonesia di Ajang Piala Oscar

  1. Revitalisasi Monas

Anies Baswedan sempat diserang termasuk pemerhati lingkungan karena menebang banyak pohon di Monas dengan tujuan merevitalisasi tempat wisata khas Jakarta itu.

Selain menebang banyak pohon Anies juga tidak mematuhi Komisi Pengarah yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 25 tahun 1995.***

Berita Terkait