DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mahfud MD Ungkap Fakta Mengerikan dalam Kerusuhan di Kanjuruhan: Ada yang Gandengan Tangan tapi Satunya Mati

image
Ketua TGIPF kerusuhan di Kanjuruhan Moh. Mahfud MD ungkap fakta mengerikan.

ORBITINDONESIA - Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) kerusuhan di Kanjuruhan Moh. Mahfud MD mengungkapkan sejumlah hasil temuannya dalam tragedi yang menewaskan 132 orang pada 1 Oktober 2022 tersebut.

Dalam konferensi pers, Mahfud MD mengatakan bahwa temuan tim mengungkapkan fakta mengerikan dalam peristiwa kerusuhan di Kanjuruhan.

Baca Juga: Liga Inggris: Sheffield United Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Menurutnya, fakta yang ditemukannya jauh lebih menakutkan daripada yang terlihat di layar kaca maupun di media sosial (medsos) terkait kerusuhan di Kanjuruhan.

Baca Juga: Fakta Unik Kucing Ragdoll, Si Bayi yang Manja dan Suka Digendong oleh Pemiliknya

"Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama satu keluar satu tertinggal. Yang di luar balik lagi nolong ke temannya terinjak injak mati," ujar Mahfud Md dalam konferensi pers di Komplek Istana Kepresidenan, Jumat, 14 Oktober 2022.

Baca Juga: Liga 1: Persib Bandung Pastikan Masuk ke Championship Series

Selain itu, Mahfud MD juga menceritakan ada juga orang yang saling memberikan nafas bantuan.

"Ada yang memberi bantuan pernapasan itu karena satu sudah tidak bisa bernapas kena semprotan, mati, itu jauh mengerikan," sambungnya.

Baca Juga: Pakar Hukum Sebut Kasus KDRT Rizky Billar harus Berlanjut Meskipun Lesti Kejora Sudah Cabut Laporan

Baca Juga: Megawati Sampaikan Surat Amicus Curiae atau Sahabat Pengadilan ke Mahkamah Konstitusi: Semoga MK Bukan Ketok Palu Godam

Menurut Mahfud, ratusan korban yang meninggal dan terluka disebabkan desak-desakan saat berusaha keluar dari pintu stadion setelah adanya tembakan gas air mata.

"Yang mati dan cacat dan serta sekarang kritis itu dipastikan terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan, itu penyebabnya," jelasnya.

Mahfud menyebut saat ini dampak atau efek racun gas air mata masih diperiksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca Juga: Presiden Jokowi Menikmati Libur Idulfitri Bersama Cucunya di Objek Wisata Satwa Deli Serdang

Baca Juga: Abustan: Stop Kekerasan

"Tetapi apapun hasil pemeriksaan dari BRIN itu tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," tukasnya.***

Berita Terkait