DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Keinginan Warga Kalimantan Timur, Ibu Kota Nusantara, Belum Pernah Diinventarisasi dengan Komprehensif

image
Presiden Jokowi bersama Ketua DPR Puan Maharani serta sejumlah pemred dan pejabat meninjau Kawasan IKN, di Penajam Paser Utara, Kaltim, Rabu (22/06/2022).

ORBITINDONESIA - Keinginan warga Kalimantan Timur, warga Ibu Kota Nusantara, dari sudut pandang sosial dan budaya hingga saat ini belum pernah diidentifikasi dan diinventarisasi dengan komprehensif.

Hal itu diungkapkan oleh panitia pelaksana Dialog Kebudayaan Ibu Kota Nusantara, yang berlangsung di Balai Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur pada Rabu, 20 Juli 2022.

Acara itu mengambil tema “Memetakan Nalar Bawah Sadar Penduduk Kalimantan Timur.” Dialog itu diselenggarakan oleh Satupena Provinsi Kaltim, yang dipimpin Dr. Ir. Sunarto Sastrowardojo.

 Baca Juga: Denny JA: Ibu Kota Nusantara Perlu Memperhatikan Kekayaan Budaya Lokal

Ditambahkan, eksistensi jejak peradaban Kutai, Pasir, dan Suku Dayak juga belum sepenuhnya dipetakan secara terintegrasi.

Menurut panitia, dialog Kebudayaan Ibu kota Nusantara ini diadakan agar pemerintah dan atau Badan Otorita IKN-Nusantara memperoleh data yang valid, tentang adab dan perilaku masyarakat etnis lokal.

Maka, Perkumpulan Penulis Satupena Kalimantan Timur mengadakan Dialog Kebudayaan Ibu Kota Nusantara, sebagai langkah awal identifikasi sosial dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Salah satu tujuan dialog adalah mengidentifikasi kekayaan khasanah budaya lokal. Ini akan dituangkan dalam proseding yang diserahkan kepada pemerintah dan Badan Otorita-Nusantara.

 Baca Juga: Buntut Main Mata Vietnam dan Thailand, Banyak Pihak Sarankan Indonesia Keluar dari AFF dan Gabung EAFF

Menurut aktivis sosial Swary Utami Dewi, sebenarnya dialog ini hanya mau mengatakan, jika melakukan sesuatu termasuk pendirian Ibu Kota Negara, janganlah melakukan secara top down. Harus diperhatikan suara grass root alias tingkat tapak.

“Esensi dari pembangunan apapun itu, termasuk ibu kota negara (IKN), adalah manusia itu sendiri. Nah, dalam pembangunan IKN jangan sampai ada yang feeling left behind,” ujarnya. ***

Berita Terkait