DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Komnas HAM Ungkap Detik-detik Kerusuhan Kanjuruhan

image
Ilustrasi, Komnas HAM ungkap detik-detik kerusuhan Kanjuruhan dimana pada pukul 22:08:59 WIB petugas tembakkan gas air mata ke arah tribune penonton

ORBITINDONESIA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ungkap detik-detik terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB.


Menurut Komnas HAM beberapa menit setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya selesai situasi Stadion Kanjuruhan terkendali.

Saat itu pemain Arema FC meminta maaf kepada suporter karena kalah dari Persebaya Surabaya di Kanjuruhan, kandang mereka sendiri.

Baca Juga: PSSI di Depan TGIPF : Kami Tak Bertanggung Jawab Soal Kanjuruhan

“sekitar 14 sampai 20 menit pasca peluit panjang tanda pertandingan selesai dibunyikan, kondisi stadion Kanjuruhan, Malang masih terkendali, “kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam.

Kemudian saat tim Arema FC hendak menuju runag ganti, sejumlah Aremania turun ke lapangan untuk hampiri para pemain.

Mereka bermaksud berikan semangat ke anggota tim ini berdasarkan video yang didapatkan Komnas HAM bahwa suporter memeluk, bahkan menangis di moment itu,

Baca Juga: Polri Klaim Penyebab Kematian Para Aremania Dalam Kerusuhan di Kanjuruhan Bukan Karena Gas Air Mata

“Jadi teman-teman Aremania itu datang menghampiri pemain, memeluk pemain, saling menangis,”kata Anam,

“Dipeluk, dikasih semangat ‘ayo, salam satu jiwa, jangan menyerah,’. Itu terkonfirmasi, kami dapatkan infromasinya demikian,”katanya.

Namun pada pukul 22:08:59 WIB, aparat menembakkan gas air mata. Gas ditembakkan pertama kali ke arah tribune penonton bagian selatan.

Baca Juga: Polri Akui Tembakkan Gas Air Mata Kedaluwarsa Dalam Tragedi Kerusuhan di Kanjuruhan

Karena tembakan ini membuat penonton panik, banyak diantaranya yang melempar sepatu ke arah aparat sebagai bentuk perlawanan. Hal ini dilihat langsung oleh Komnas HAM yang menemukan banyak sepatu tertinggal di stadion.

Penonton pun berhamburan hendak keluar dari stadioin. Namun karena saling berdesakan dan pintu terbuka sangat kecil sehingga banyak yang alami sesak napas dan mata perih terknea gas air mata hingga meninggal dunia.

“Di titik itulah sumbatan orang nggak bisa bergerak karena memang matanya pedas, sesak napas dan sebagainya, akhirnya banyak menimbulkan jatuh korban,” kata Anam.

Baca Juga: Hormati Korban Kanjuruhan, Klub Sepak Bola Spanyol Cádiz Club de Fútbol Pasang Bendera Indonesia di Stadion

Komisioner Anam pun pastikan, seluruh pintu stadion Kanjuruhan terbuka saat gas air mata ditembakkan termasuk pintu 13 yang menjadi titik paling banyak ditemukan korban meninggal.

Komisoner Anam juga menjelaskan bahwa lebar total pintu sekitar 2,7meter dengan empat daun pintu. Sementara saat kejadian yang terbuka hanya dua daun pintu dengan lebar 1,5 meter.

“kami punya satu video yang eksklusif, salah satu video kunci kami yang mengatakan bahwa pintu-pintu init terbuka, termasuk yang perdebatan di pintu 13 itu. Pintu 13 terbuka tapi kecil,” katanya.

Baca Juga: Polisi: Gas Air Mata saat Kerusuhan di Kanjuruhan Tidak Mematikan, Tapi...

Pihaknya saat ini terus mendalmai pengusutan tragedi ini. Namun demikian Komnas HAM menyakini bahwa pemicu jatuhnya ratusan korban jiwa karena gas air mata.

“Sampai detik ini mengatakan bahwa pemicu dari jatuhnya banyak korban adalah gas air mata, khususnya gas air mata yang ditembakkan kepada tribune,” kata Anam

Seperti kita ketahui, kerusuhan Kanjuruhan terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022 dengan kemenangan Persebaya Surabaya 2-3 atas Arema FC

Baca Juga: Faktor Industri Media, Iklan dan Rating TV dalam Tragedi di Kanjuruhan

Dampak dari kerusuhan ini tercatat ada 132 jiwa meninggal dunia semetara ratusan korban lainnya luka ringan hingga berat, sebagian besar korban jatuh diduga berdesakan dan kehabiasan oksigen setelah aparat tembakkan gas air mata ke arah tribun.***

Berita Terkait