DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Gempa Turki dan Suriah, Petugas PBB Kesulitan Bahan Bakar dan Hadapi Ancaman Cuaca Buruk

image
Tim penyelamat tampak mencari korban di balik reruntuhan akibat gempa Turki dan Suriah.

ORBITINDONESIA - Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan, para pengungsi di Suriah dan Turki termasuk di antara orang-orang yang paling rentan terkena dampak gempa Turki dan Suriah.

Di kota Hama, Suriah, salah satu pengungsi bernama Abdallah al Dahan mengatakan pemakaman beberapa keluarga berlangsung pada hari Selasa, 7 Februari 2023 atau sehari setelah gempa Turki dan Suriah melanda.

"Ini pemandangan yang menakutkan dalam segala hal," kata Dahan korban selamat gempa Turki dan Suriah dilansir dari Reuters, Rabu, 8 Februari 2023.

Baca Juga: INNALILLAHI, UNICEF: Gempa Turki dan Suriah Tewaskan Ribuan Anak Anak

"Sepanjang hidupku, aku belum pernah melihat yang seperti ini, terlepas dari semua yang telah terjadi pada kita," imbuhnya.

Pihak pengelola masjid membuka pintu bagi keluarga yang rumahnya rusak.

Kantor berita negara Suriah SANA mengatakan sedikitnya 812 orang tewas di Provinsi Aleppo, Latakia, Hama, Idlib, dan Tartous yang dikuasai pemerintah.

Baca Juga: Total Korban Tewas Gempa Turki dan Suriah Tembus 7.800 Orang, Erdogan Berlakukan Darurat Bencana Tiga Bulan

"Setidaknya 1.120 orang tewas di barat laut yang dikuasai oposisi Suriah dengan jumlah korban diperkirakan akan meningkat," kata pihak dari tim penyelamat White Helmets.

"Ada banyak upaya yang dilakukan oleh tim kami, tetapi mereka tidak dapat menanggapi bencana dan banyaknya bangunan yang runtuh," kata ketua kelompok Raed al-Saleh.

Seorang pejabat kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Suriah mengatakan pihaknya tengah kesulitan bahan bakar dan menghadapi cuaca buruk dalam upaya penyelamatan korban gempa di Suriah.

Baca Juga: Gempa Turki, Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan Satu Kontainer Makanan

"Infrastruktur rusak, jalan yang biasa kami gunakan untuk pekerjaan kemanusiaan rusak," kata koordinator residen PBB El-Mostafa Benlamlih kepada Reuters dari Damaskus.

Di Malatya, Turki, penduduk setempat dengan peralatan seadanya mencoba menyelamatkan para korban yang terkubur puing-puing bangunan rubuh.

"Cucu mertua saya ada di sana. Kami sudah dua hari di sini. Kami sangat terpukul," kata Sabiha Alinak.

Baca Juga: KETERLALUAN! Majalah Charlie Hebdo Bikin Karikatur Provokatif Singgung Gempa Turki dan Suriah

"Di mana negara? Kami memohon kepada mereka. Mari kita lakukan, kita bisa menyelamatkan mereka. Kita bisa melakukannya dengan kemampuan kita sendiri," tandasnya.***

Berita Terkait