DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengenal Balimau, Tradisi Mandi Bersama Masyarakat Minangkabau Sambut Datangnya Bulan Ramadhan

image
Mengenal Balimau, Tradisi Mandi Bersama Masyarakat Minangkabau Sambut Datangnya Bulan Ramadhan

ORBITINDONESIA.COM- Masyarakat Minangkabau punya tradisi unik menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Jelang Ramadhan, masyarakat Minangkabau punya tradisi Balimau, berupa mandi bersama di sungai untuk mensucikan diri.

Tradisi Balimau atau mandi bersama ini menggunakan Jeruk membersihan diri menjelang Ramadhan.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Selama Ramadhan 2023, Jam Belajar Mengajar di Sekolah Dikurangi, Catat Waktu, Hari Libur dan Cuti Bersama

Tradisi Balimau semata-mata untuk membersihkan diri, sebelum memasuki bulan Puasa.

Mandi Balimau diniatkan untuk meluruskan hati, membersihkan diri dan mensucikan jiwa memasuki bulan puasa.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Mengguyurkan air yang sudah dicampur dengan jeruk nipis, rempah-rempah dan ramuan bunga ke sekujur badan.

Baca Juga: Bioskop Trans TV: Sinopsis Mechanic Resurrection, Ketika Pembunuh Bayaran Beraksi karena Kekasihnya Diculik

Kemudian menggosok seluruh bagian badan hingga dirasa sampai bersih.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Bupati Mukomuko Sapuan mendukung warga melakukan tradisi "Mandi Balimau" di sejumlah sungai di daerah itu sebagai simbol pembersihan diri dari kesalahan menjelang puasa Ramadhan.

"Terus terang kami pemerintah daerah mendukung tradisi ini, kenapa tidak, paling tidak membersihkan diri kita karena hari esok menghadapi Ramadhan," kata dia di Mukomuko, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Gus Falah PBNU Puji Puan Maharani Sebagai Tokoh yang Peduli Pesantren

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Ia mengatakan "Mandi Balimau" suatu tradisi, adat istiadat, budaya, serta kearifan lokal masyarakat di daerah ini.

Ia menambahkan oleh karena "Mandi Balimau" sebagai adat istiadat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat sehingga pemerintah daerah setempat mendukung kegiatan tersebut.

Ia mengatakan dalam pelaksanaan "Mandi Balimau" di tempat terbuka, seperti sungai sebaiknya antara laki-laki dan perempuan dipisah tempatnya.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Namun, masyarakat di daerah ini, baik laki-laki maupun perempuan, bercampur bersama-sama "Mandi Balimau" di sungai di daerah ini.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko Widodo menilai "Mandi Balimau" memiliki niat dan pelajaran yang bagus supaya sebelum puasa membersihkan diri dengan cara "Mandi Balimau".

Hanya saja, kata dia, teknis di lapangan tidak memperhatikan norma tertentu atau bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan di satu lokasi atau sungai.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

"Bercampur antara laki-laki dan perempuan yang tidak bagus dilakukan, maka ke depan harus diperbaiki, namun niat 'Mandi Balimau" membersihkan diri sebelum puasa," ujarnya.

Kabag Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Mukomuko Amri Kurniadi mengatakan ada berbagai tradisi masyarakat menjelang bulan Ramadhan.

Salah satunya "Mandi Balimau", doa masuk puasa, ziarah kubur, dan mengantar limau kepada mertua.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Ia mengatakan sampai sekarang berbagai tradisi menjelang bulan Ramadhan masih dipertahankan masyarakat.

Namun saat ini jumlah warga di daerah ini, terutama di Kecamatan Kota Mukomuko yang melakukan tradisi ini, tidak sebanyak pada masa lampau.***

Dapatkan informasi lainnya dari kami di Google News.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

 

Berita Terkait