DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

ANALISIS: Benarkah Amerika Serikat Dalang Serangan Drone ke Kremlin untuk Bunuh Putin

image
Ilustrasi drone Amerika untuk serang Kremlin Rusia.

ORBITINDONESIA.COM - Rusia menuding Amerika Serikat sebagai dalang serangan dua drone di Istana Kepresidenan Kremlin yang berlangsung pada Rabu malam, 3 Mei 2023. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan AS sebagai otak penyerangan itu dan Ukraina yang mengeksekusi.

Keputusan terkait serangan semacam itu tidak dibuat di Kyiv (pemerintah Ukraina), tetapi di Washington (pemerintah AS), kata Peskov, Kamis, 4 Mei. Kyiv hanya melakukan apa yang diperintahkan Amerika.

Saat terjadi serangan, Presiden Vladimir Putin ada di istana dan akan mengadakan diskusi penting dengan menteri ekonomi pembangunan. Rabu malam waktu setempat, dua drone yang dicurigai sebagai alat Amerika meledak di atas Kremlin dan gedung Senat Rusia.

Baca Juga: Liga Inggris: Sheffield United Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Baca Juga: HSBC Mendapat Tekanan untuk Melepaskan Bisnisnya di Asia

Moskow lalu menuding militer Ukraina yang meluncurkan pesawat tak berawak ini. Rusia menegaskan akan membalas dan mencari pelakunya.

"Kami menganggap ini sebagai tindakan teroris yang direncanakan dan upaya melawan presiden Rusia," pernyataan Kremlin.

Baca Juga: Liga 1: Persib Bandung Pastikan Masuk ke Championship Series

Dilanjutkan, "Rusia berhak membalas dengan cara, tempat, dan waktu yang dipilihnya."

Sementara itu, Ukraina membantah tuduhan tersebut. Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan pasukannya selalu berperang di wilayah sendiri dan Ukraina tak punya senjata yang bisa mencapai Moskow.

Baca Juga: Maaf, Bukan NU, tapi Muhammadiyah Adalah Organisasi Islam Modern Terbesar di Dunia

Baca Juga: Megawati Sampaikan Surat Amicus Curiae atau Sahabat Pengadilan ke Mahkamah Konstitusi: Semoga MK Bukan Ketok Palu Godam

Sebelum serangan drone ini, China telah melakukan manuver diplomatik untuk mendamaikan Ukraina dan Rusia. Ada spekulasi, serangan ini dimaksudkan untuk menggagalkan langkah diplomatik China.

Jika betul tujuannya adalah merusak upaya diplomatik China, maka masuk akal bahwa kemungkinan besar AS berada di balik serangan drone ini.

Dalam pembicaraan telepon antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden China Xi Jinping, terkesan Ukraina antusias ingin mengikuti inisiatif China untuk damai dengan Rusia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Menikmati Libur Idulfitri Bersama Cucunya di Objek Wisata Satwa Deli Serdang

Baca Juga: Dr Muhsin Labib: Nasionalisme Palsu dan Isu Palestina

Jika memang demikian halnya, adalah kontraproduktif jika betul Ukraina meluncurkan drone untuk membunuh Putin.

Selain itu, dipertanyakan apakah militer Ukraina memang memiliki kapasitas untuk menyerang langsung ke jantung Kremlin. Ini tanda tanya besar.***

Berita Terkait