DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Isti Nugroho: Capres, Kisah Mahabharata dan Perselingkuhan

image
Kisah wayang Mahabharata, perselingkuhan dan analogi capres di Indonesia.

ORBITINDONESIA.COM - Kangsa, anak hasil perselingkuhan Dewi Maerah dan Gorawangsa. Dewi Maerah istri sah Prabu Basudewa, raja Mandura. Ayah Kangsa mati terbunuh oleh Ugrasena, adik Basudewa. Ibunya dibuang ke hutan.
 
Kangsa bukan kader partai yang dididik oleh partai dan taat pada aturan partai. Kangsa ingin merebut kekuasaan tidak lewat pemilu, tapi lewat kudeta. Bikin huru-hura, keonaran, setelah itu ambil alih kekuasaan (kalau bisa).
 
Begitulah kalau kita mau mencampur-adukkan penggalan cerita wayang Mahabharata dengan keadaan pemilu di Indonesia.
 
 
Anies bukan putra mahkota, Ganjar juga bukan putra mahkota, tetapi Ganjar Pronowo, kader partai dan seorang Gubernur. Maka tidak heran kalau kondisi internal partai pendukung Anies, masih belum jelas benar bentuk dukungannya.
 
Kangsa ingin merebut kekuasaan tidak dengan jalur konstitusi. Tapi lewat perang. Kangsa mengorganisasikan rakyat, yang dididik secara ideologis, berideologi revolusioner. Bukan hanya berjuang dengan kata-kata. Kata-kata doang yang tidak berisi pikiran konstruktif.
 
Kangsa bisa memenjarakan Basudewa, Ugrasena dan Rukma dan bisa menggulingkan Basudewa dengan konflik berdarah. Hanya saja kekuasaan Kangsa tidak lama dan gagal memberi keadilan pada rakyat Mandura.
 
Akhirnya dengan adu jago, antara jago Mandura lawan Padepokan Widoro Kandang. Jago Kangsa kalah melawan jago Narayana. Kakrasana bisa membunuh jagonya Kangsa.
 
 
Cerita wayang Kangsa Adu Jago ini bisa menggambarkan secara simbolis konflik kekuasaan di Kerajaan Mandura.
 
"Jago" di sini tidak penting. Mau Anies, yang pandai bicara tapi tidak pandai kerja. Ganjar yang akan memimpin di bawah ketiak ketua partai dan Prabowo, jago yang kalah tidak hanya sekali dan berusia tua.
 
Siapa di balik jago ini yang perlu dibicarakan dan dikenai aturan. Narayana bisa meracun kolam tempat Yaksa mandi. Dengan mandi di kolam, Yaksa yang sudah mati bisa hidup kembali.
 
 
Maka jagonya Kangsa, tidak bisa kalah melawan Kakasrana. Hanya dengan Cakra Yaksa yang mati bisa hidup lagi, lebur mencair. Seperti masuk dalam kolam yang isinya penuh asam nitrat.
 
Racun itu diberi oleh para dewa untuk menawarkan kolam yang dipakai oleh Yaksa untuk mandi. Dengan mandi di kolam itu kondisi Yaksa yang sudah mati bisa hidup lagi.
 
Jago-jago yang bakal berlawan di pemilu demokratis tahun depan bisa tidak penting. Yang penting siapa botohnya (bandarnya). ***

Berita Terkait