DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

HUMOR POLITIK: Wartawan Amerika yang Bingung Ketika Meliput ke Yogyakarta

image
Ilustrasi wartawan Amerika yang datang ke Yogyakarta.

ORBITINDONESIA.COM - Pergeseran nilai tampaknya sudah terjadi di Indonesia. Ini terlihat dari cerita tentang seorang wartawan Amerika yang berkunjung ke Yogyakarta.

Wartawan Amerika itu bertemu seorang warga yang dimintai info. “Saya ingin ketemu politisi,” katanya begitu ia tiba di Jogja.

“Kalau begitu, silakan datang ke masjid,” kata seorang warga kepada wartawan Amerika itu.

Baca Juga: Mauritius: Negara Afrika yang Kasih Pendidikan Gratis Buat Rakyatnya

“Ke masjid?” si wartawan kaget dan bingung. “Bukannya masjid itu tempatnya ustadz?”
Jika ini benar, teori sekularisasi benar-benar dijungkirbalikkan.

“Sampeyan keliru, Kalau mau ketemu ustadz, pergilah ke universitas,” ujar si warga.

“Ada-ada saja anda ini,” si wartawan tambah bingung, Ini lebih kacau lagi. “Universitas kan tempatnya intelektual?”

“Ah, sampeyan keliru lagi, Kalau mau ketemu intelektual, pergilah ke warung angkringan.”

“Waduh..." kepala si wartawan mulai pening, “Warung angkringan kan tempat para broker dan orang-orang kurang kerjaan?”

Baca Juga: 38 KK di Lumajang Terisolir Akibat Jembatan Putus Diterjang Banjir Lahar Dingin Semeru, Begini Kondisinya

“Sampeyan perlu lebih banyak bergaul di sini,” kata warga itu dengan senyum bijaksana. “Kalau mau ketemu broker dan orang-orang yang kurang kerjaan, silakan pergi ke gedung Parlemen.”

Kepala si wartawan benar-benar makin seperti dipilin-pilin. Tapi ia ingin terus mengejar lawan bicaranya. "Parlemen kan tempat wakil rakyat?”

“Sampeyan wartawan tapi mungkin kurang baca berita ya? Kalau mau ketemu wakil rakyat, silakan pergi ke tahanan KPK,” jawab si warga tadi sambil setengah terkekeh,

“Waduh, tobat saya. Di sana kan tempatnya para koruptor?”

“Nah ini, kalau mau ketemu koruptor silakan datang ke partai-partai politik.”

Baca Juga: Upaya Pemerintah Cegah dan Deteksi Penyakit Sejak Dini Melalui Layanan BGSi dengan Manfaatkan Data Genomik

“Bagaimana ini?” si wartawan sudah merasa nyaris tidak sanggup lagi mengikuti nalar lawan bicaranya, tapi ia ingin mencoba untuk terakhir kali. “Partai politik kan tempatnya para politisi?”

“Laaah...sampeyan masih belum paham juga. Kalau mau ketemu politisi, datanglah ke masjid. Kan sudah saya kasih tahu dari awal?”

Si wartawan Amerika itu pun hanya bisa melongo.

“Ini Indonesia Bung... Jangan gampang terjebak kategori. Mungkin bagi anda ini semua tampak membingungkan. Tapi asal tahu saja, kami rakyat punya rumus yang jitu untuk mengatasi kebingungan seperti itu."

“Apa itu?”

“Jangan percaya agamawan yang selalu berbusa-busa bicara politik, dan jangan pernah percaya politisi yang sibuk bicara agama!” ***

Berita Terkait