DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Relawan Luncurkan Biografi ‘Prabowo Subianto Sang Pemersatu Bangsa’

image
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman (tiga kanan) saat menyampaikan sambutan dalam acara peluncuran buku biografi "Prabowo Subianto Sang Pemersatu Bangsa" di Rumah Besar Relawan Prabowo 08 di Jakarta, Senin 11 September 2023.

ORBITINDONESIA.COM - Kelompok relawan pendukung bakal calon presiden Prabowo Subianto meluncurkan buku biografi "Prabowo Subianto Sang Pemersatu Bangsa" yang mengungkap sisi lain mantan komandan jenderal Kopassus TNI Angkatan Darat itu, termasuk kedekatannya dengan pejuang dan aktivis.

Sang penulis buku, Sugiat Santoso, menjelaskan buku itu ditulis karena dia ingin memperlihatkan sisi lain dari Prabowo Subianto, karena menurutnya sosok Prabowo lebih banyak dihubungkan dengan Tragedi Kerusuhan 1998.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Resmi, Rizky Pellu CLBK dengan PSM Makassar

"Inilah sosok Pak Prabowo, yang sering disalahartikan, dan (dilekatkan) pada episode (kerusuhan tahun) 1998," kata Sugiat, yang juga Dewan Penasihat Kolaborasi Relawan Patriot Indonesia (Kopi), pada acara peluncuran buku biografi tersebut di Jakarta, Senin 11 September 2023.

Baca Juga: Prabowo Kalah Cepat: Bukan Hanya Makan Gratis, Ganjar Sudah Bangun SMK Gratis

Dalam buku setebal 212 halaman yang terbagi dalam lima bab itu, Sugiat menceritakan rangkaian hidup Prabowo sejak lahir, keluarga, masa-masa dia menjadi prajurit, sampai akhirnya masuk ke dunia politik.

Baca Juga: Ingin Berkebun Tapi Halaman Sempit, Ini Tips Budidaya Kangkung dengan Sistem Hidroponik

Dalam buku biografi itu, penulis mengungkap kehidupan Prabowo yang dianggap dekat dengan para pejuang.

Nama belakang Prabowo, yakni "Subianto", merujuk pada nama pamannya, Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikusumo, yang gugur ketika berjuang mempertahankan kemerdekaan RI dalam Pertempuran Lengkong pada tanggal 25 Januari 1946.

"Dalam Pertempuran Lengkong, dua paman Prabowo terlibat pertempuran, yaitu Letnan Satu Soebianto Djojohadikusumo dan Kadet Soejono Djojohadikusumo," demikian Sugiat dalam bukunya.

Baca Juga: Kemenkumham DKI Gelar Diseminasi Penjaringan Calon Pemberi Bantuan Hukum, Ibnu Chuldun: Semangat Mengabdi

Kemudian, ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo, waktu itu berharap Prabowo dapat memiliki jiwa pejuang seperti pamannya.

Oleh karena itu, Prabowo pun lebih memilih masuk Akademi Militer Nusantara dan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), meskipun dia saat itu telah diterima di dua kampus ternama di Amerika Serikat, yakni University of Colorado dan George Washington University.

Dalam buku itu pula, penulis juga menyoroti kedekatan Prabowo dengan aktivis 1966, Soe Hok Gie. Meskipun Prabowo berusia lebih muda sembilang tahun daripada Gie, keduanya menjalin persahabatan dan menjadi mitra untuk saling bertukar pikiran.

Baca Juga: Piala AFF U19: Kalahkan Filipina 5-1, Peluang Indonesia ke Semifinal Tetap Terbuka

"Ini bukan karena Prabowo adalah anak Soemitro. Ini karena Prabowo sosok yang dianggap Gie sebagai intelektual muda yang memiliki gagasan dan inovasi yang bisa memajukan Indonesia di masa depan," ujar Sugiat Santoso dalam buku biografi itu.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman, ketika menyambut baik terbitnya buku biografi itu.

Dia menyampaikan sebagaimana judul buku itu, momentum persatuan harus selalu dipertahankan.

Baca Juga: Piala Dunia U20: Uruguay dan Korea Selatan Amankan Tiket Semifinal

"Saya pikir momentum ini terus kita pertahankan, momentum persatuan bangsa," kata Habiburokhman.

Dia juga menyinggung poster-poster yang menampilkan foto Prabowo bersama Presiden Joko Widodo.

Habiburokhman menyampaikan itu murni lahir dari kreativitas para relawan yang mendambakan persatuan.

Baca Juga: Prediksi Dampak El Nino di Indonesia, Produktivitas Panen Padi Berkurang 5 Juta Ton

"Itu iconic sekali. Persatuan dua rival yang berseteru sangat ketat, sangat panas; tetapi bisa bersatu dan menghasilkan kinerja yang luar biasa," ujar Habiburokhman. ***

Berita Terkait