DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Manfaat AI atau Kecerdasan Buatan untuk Dunia Jurnalistik

image
Ilustrasi wartawan mewawancarai nara sumber. Ada peran AI dalam dunia jurnalistik.

ORBITINDONESIA.COM - Dalam lanskap media dan teknologi yang berkembang pesat, kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau AI mengalami kemajuan signifikan di berbagai bidang, termasuk jurnalistik.

Dengan kecepatan algoritma pemrosesan bahasa alami dan model pembelajaran mesin yang canggih, muncul pertanyaan: Dapatkah AI menggantikan jurnalis dalam dunia pemberitaan?

AI telah diintegrasikan ke dalam jurnalisme untuk menyederhanakan tugas-tugas yang dapat diotomatisasi. Ini termasuk pembuatan konten, analisis data, dan bahkan pengecekan fakta.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Resmi, Rizky Pellu CLBK dengan PSM Makassar

Baca Juga: Ini Produk Dalam Daftar Target Boikot BDS, Tidak Ada Produk Danone

Organisasi berita semakin banyak menggunakan alat yang didukung AI untuk menyusun artikel, mengumpulkan data, dan memberikan rekomendasi konten yang dipersonalisasi kepada pembaca.

Salah satu penerapan AI yang paling menonjol dalam jurnalisme adalah penggunaan chatbot dan asisten virtual untuk berinteraksi dengan audiens dan menjawab pertanyaan umum.

Baca Juga: Ingin Berkebun Tapi Halaman Sempit, Ini Tips Budidaya Kangkung dengan Sistem Hidroponik

Bot ini dapat langsung merespons pertanyaan pengguna dan memberikan pembaruan berita sepanjang waktu, meningkatkan pengalaman pengguna, dan memperluas jangkauan outlet berita.

Manfaat AI dalam Jurnalisme
• Efisiensi: AI dapat memproses data dalam jumlah besar dan menghasilkan laporan lebih cepat dibandingkan jurnalis manusia. Efisiensi ini dapat sangat berguna dalam situasi berita terkini.

Baca Juga: Pastikan Pembangunan Gedung Kantor Imigrasi Jakarta Utara Sesuai Standar, Ibnu Chuldun Gandeng Ditjen PUPR

Baca Juga: Kemenkumham DKI Gelar Diseminasi Penjaringan Calon Pemberi Bantuan Hukum, Ibnu Chuldun: Semangat Mengabdi

• Analisis Data: AI dapat menganalisis data, mengidentifikasi pola, dan menyajikan wawasan dalam format yang dapat dipahami, membantu jurnalis mengungkap cerita dan tren tersembunyi.

• Personalisasi: Algoritme AI dapat menyesuaikan rekomendasi berita dengan preferensi masing-masing pembaca, memastikan mereka menerima konten yang sesuai dengan minat mereka.

• Pengecekan Fakta: AI dapat dengan cepat melakukan referensi silang informasi dan memverifikasi fakta, sehingga mengurangi risiko penyebaran informasi yang salah.

Baca Juga: Piala AFF U19: Kalahkan Filipina 5-1, Peluang Indonesia ke Semifinal Tetap Terbuka

• Pelaporan Multibahasa: AI dapat menerjemahkan dan melaporkan berita dalam berbagai bahasa, sehingga memperluas aksesibilitas konten berita ke khalayak global.

Baca Juga: Staf Kongres Amerika Serikat Desak Petinggi Mereka Mau Bicara Genjatan Senjata di Jalur Gaza

Jurnalis manusia belum bisa tergantikan oleh AI. Meskipun AI memberikan banyak keunggulan, penting untuk mengakui kualitas unik yang dibawa oleh jurnalis manusia belum bisa tergantikan oleh AI.

Jurnalis manusia memliki opini, empati, pemikiran kritis, kemampuan untuk memahami dan menafsirkan situasi kompleks dengan cara yang belum bisa ditiru oleh AI.

Baca Juga: Piala Dunia U20: Uruguay dan Korea Selatan Amankan Tiket Semifinal

Wartawan juga memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dalam hal gate-keeping dan membuat narasi "kenapa" dan "bagaimana".

Jurnalis manusia dapat melakukan wawancara, mengembangkan kepercayaan dengan sumber, dan menyampaikan cerita bernuansa yang dapat diterima oleh pembaca. Perlu diingat bahwa AI dilatih oleh manusia juga.

Baca Juga: Ini Urutan Prosesi Upacara Bendera Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023, untuk di Kantor atau Sekolah

Baca Juga: Prediksi Dampak El Nino di Indonesia, Produktivitas Panen Padi Berkurang 5 Juta Ton

Selain itu, pertimbangan etis dan penilaian editorial sering kali memerlukan sentuhan manusiawi. AI, meski mahir dalam analisis data, mungkin kesulitan menentukan implikasi etis dari sebuah cerita atau menafsirkan nuansa situasi yang sedang berkembang.

Daripada memandang AI sebagai pengganti jurnalis, AI lebih cenderung melihatnya sebagai alat canggih yang dapat meningkatkan kemampuan reporter dan organisasi berita. Sinergi antara AI dan jurnalis manusia dapat menghasilkan pemberitaan yang lebih efisien dan berbasis data.

AI dapat mengotomatiskan tugas yang berulang, sehingga memberi kebebasan bagi jurnalis untuk fokus pada investigasi dan penyampaian cerita yang lebih mendalam.

Baca Juga: SEA Games 2023: Prediksi dan Link Streaming Indonesia Melawan Myanmar, Waktunya Raih Puncak Klasemen

Masa depan jurnalisme terletak pada kolaborasi. Jurnalis manusia dapat memanfaatkan AI untuk menyederhanakan pekerjaan mereka dan memanfaatkan kemampuan pengolahan datanya.

Baca Juga: Daftar Lengkap Drakor dan Film yang Dibintangi Yeon Woo Jin Selain Serial Daily Dose of Sunshine

Mereka juga dapat bekerja pada pengembangan dan pengawasan algoritme AI untuk memastikan algoritma tersebut selaras dengan standar etika dan jurnalistik.

Baca Juga: Survei Charta Politika: Bobby Nasution Ungguli Edy Rahmayadi di Sumatra Utara

Ketika AI memainkan peran yang semakin menonjol dalam jurnalisme, pertimbangan etis menjadi hal yang terpenting. Potensi bias dalam algoritme AI, masalah privasi, dan ancaman deepfake merupakan permasalahan signifikan yang memerlukan pengelolaan yang cermat.

Jurnalis dan organisasi berita harus menetapkan pedoman dan kerangka etika untuk mengatasi tantangan ini.

Kesimpulan
AI mentransformasi lanskap jurnalisme, menawarkan alat dan kemampuan yang dapat merevolusi cara berita dilaporkan, dianalisis, dan disampaikan kepada khalayak. Namun, hal ini tidak mungkin menggantikan jurnalis manusia.

Baca Juga: Thailand Open 2023: Lanny Ribka Tumbang, Ganda Putri Indonesia Ambyar

Sebaliknya, AI harus dilihat sebagai sekutu berharga yang memberdayakan jurnalis untuk melakukan pekerjaan mereka dengan lebih efisien dan efektif.

Masa depan jurnalisme akan dibentuk oleh kolaborasi antara jurnalis manusia dan AI, yang bekerja sama untuk menyediakan berita yang akurat, berwawasan luas, dan dapat dipercaya kepada khalayak global yang terus berkembang.

Seiring dengan kemajuan teknologi, peran jurnalis akan berkembang, namun kemampuan unik mereka untuk menyampaikan berita yang menarik, berinteraksi dengan narasumber, dan membuat penilaian etis akan tetap diperlukan.***

Berita Terkait