DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Paus Fransiskus akan Menemui Keluarga Korban Perang Israel-Palestina: Semua Orang Berhak Hidup Damai

image
Paus Fransiskus akan Menemui Keluarga Korban Perang Israel-Palestina: Semua Orang Berhak Hidup Damai

ORBITINDONESIA.COM- Paus Fransiskus menyampaikan rasa simpati kepada warga sipil yang menjadi korban akibat perang Israel dengan Palestina.

Untuk itu, Paus Fransiskus akan menemui keluarga para sandera yang ditawan oleh militan Hamas.

Tidak hanya itu, Paus Fransiskus juga akan menemui sekelompok warga Palestina yang memiliki anggota keluarga di Gaza.

Baca Juga: Selasa Ini, Vladimir Putin Akan Dilantik Sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Baca Juga: Inilah Alasan Banyak Warga Timor Leste Masih Menggunakan Jalan Tikus untuk Masuk ke Indonesia

"Melalui pertemuan ini, yang secara eksklusif bersifat kemanusiaan, Paus Fransiskus ingin menunjukkan kedekatan spiritualnya terhadap penderitaan keduanya," kata juru bicara Vatikan Matteo Bruni dalam sebuah pernyataan.

Pertemuan tersebut akan diadakan pada Rabu 22 November 2023.

Baca Juga: Diberi Tiket Gratis, Klub Qatar Al Duhail FC Minta Bantuan Dukungan Suporter Indonesia

“Setiap manusia, baik Kristen, Yahudi atau Muslim, dari bangsa atau agama apapun, setiap manusia adalah suci, berharga di mata Tuhan dan berhak untuk hidup damai,” kata pernyataan itu, mengutip dari ceramah yang disampaikan Paus.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Euro 2024: Kontribusi Pemain Juventus dan Inter Milan Antarkan Italia Menang Besar atas Makedonia Utara

Tiga sumber yang berbicara kepada Reuters sebelumnya pada Jumat mengenai agenda pertemuan tersebut mau mengungkapnya dengan syarat anonimitas karena mereka tidak berwenang untuk membahas rencana jadwal kepausan.

Baca Juga: Indonesia Usul Pemotongan Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korea Selatan Sehingga Jadi Rp7 Triliun

Sebuah sumber mengatakan sebanyak 12 kerabat sandera Israel akan bertemu Paus pada Rabu pagi sebelum audiensi umum mingguannya.

Sumber tersebut mengatakan bahwa mereka adalah gabungan dari kerabat yang bertemu dengan para pemimpin Italia bulan lalu serta orang lain yang tidak termasuk dalam kelompok pertama.

Baca Juga: Pegiat Media Denny Siregar Sindir Kawannya di Partai Kecil yang Umbar Janji dan Dukung Cawapres Cacat Hukum

Baca Juga: Piala Asia Putri U17: Indonesia Dipermalukan Filipina

Salah satu dari dua sumber yang berbicara tentang pertemuan dengan warga Palestina itu mengatakan Paus ingin mengadakan pertemuan tersebut sebagai "isyarat kemanusiaan untuk mendengarkan keluhan kedua belah pihak".

Sumber itu mengatakan inisiatif tersebut adalah gagasan Paus.

Orang nomor dua di Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, sebelumnya mengatakan pada Jumat bahwa Takhta Suci percaya pembebasan para sandera dan gencatan senjata – yang sejauh ini dikesampingkan oleh Israel – adalah dua "poin mendasar" untuk menyelesaikan krisis tersebut.

Berbicara kepada wartawan di sela-sela konferensi di Roma, Parolin mengatakan Vatikan sedang mengupayakan pertemuan antara Paus dan keluarga para sandera tetapi tidak memberikan kerangka waktu.

Baca Juga: China Respons Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr yang Tolak Gunakan Meriam Air di Kapal Penjaga Pantai

"Kami sedang mengusahakannya dan berharap bisa merealisasikannya secepatnya,” ujarnya. Dia tidak menyebut mengenai pertemuan dengan warga Palestina.

"Pembebasan para sandera adalah salah satu poin mendasar untuk solusi situasi saat ini, dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan dari mereka yang ditahan – pria, wanita, anak-anak, bayi baru lahir, wanita hamil," kata Parolin, yang menjabat sebagai Kardinal Sekretaris Negara Vatikan.

Sekitar 240 sandera ditawan oleh kelompok bersenjata Hamas ketika mereka menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober.

Baca Juga: Liga Inggris: Dikalahkan Crystal Palace, Manchester United Keluar dari Zona Eropa

Paus Fransiskus telah mengajukan permohonan berulang kali untuk pembebasan mereka dan gencatan senjata.

"(Poin mendasar) lainnya adalah gencatan senjata, dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan yang menyertainya – datangnya bantuan, penyembuhan korban luka dan aspek lainnya," kata Parolin.

Pengiriman bantuan PBB ke Gaza dihentikan lagi pada Jumat karena kekurangan bahan bakar dan terputusnya komunikasi, sehingga memperparah penderitaan ribuan warga Palestina yang kelaparan dan tunawisma ketika pasukan Israel memerangi pejuang Hamas***

Baca Juga: Ganjar Pranowo Deklarasikan Diri Jadi Oposisi di Kabinet Prabowo-Gibran untuk Tegakkan Keseimbangan

 

 

Berita Terkait