DECEMBER 9, 2022
Jakarta

Kunjungi Rumah Kosnya Dulu di Gambir Jakarta, Ganjar Pranowo Kenang Kamarnya Berdinding Triplek

image
Ganjar Pranowo bertemu warga sekitar rumah kosnya dulu di Gambir, Jakarta.

ORBITINDONESIA.COM - Ganjar Pranowo tapak tilas melihat rumah kosnya dulu di kawasan Petojo Sabangan, Gambir, Jakarta Pusat abut 6 Januari 2024.

Kehadiran gajar Pranowo disambut warga penuh antusias laaksana menyambut orang yang pulang dari merantau.

Dengan mengenakan kaos olahraga warna gelap, Ganjar berjalan kaki melewati gang tempatnya dulu indekos ketika pertama kali merintias kerja di Jakarta setelah lulus dari kuliah.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Resmi, Rizky Pellu CLBK dengan PSM Makassar

Ganjar masih ingat betul satu per satu nama warga yang bermukim di sekitar indekosnya dulu.

Misalnya Rosali, pemilik kos yang biasa dipanggil Bu Ros dan Engkar, perempuan yang sering membantu mencuci baju ketika itu.

"Ini Ibu Ros yang punya kos dan ini Engkar, yang bantu cuci baju," ujar Ganjar.

Baca Juga: Ingin Berkebun Tapi Halaman Sempit, Ini Tips Budidaya Kangkung dengan Sistem Hidroponik

Ganjar melihat rumah kosnya dulu sekarang sudah banyak berubah. Dulu, kamar kosnya berdinding kayu triplek atau kayu lapis, sekarang sudah tembok.

"Dulu itu pembatasnya triplek. Ukurannya 2x5 meter persegi. Jadi kalau kaki selonjor itu habis. Satu bulan Rp 50 ribu," tuturnya.

Ia menceritakan, menempati kos itu selama kurang lebih 4 tahun sejak 1997. Selama itu pula, Ganjar berjalan kaki sekitar 500 meter tiap berangkat dan pulang kerja di sebuah perusahaan konsultan.

Baca Juga: Kemenkumham DKI Gelar Diseminasi Penjaringan Calon Pemberi Bantuan Hukum, Ibnu Chuldun: Semangat Mengabdi

"Kalau berangkat kerja jalan kaki. Lumayan dekat. Itu kantor yang baru dibangun baru dirintis dan saya kerja di situ," katanya berkisah.

Ia kemudian mengenang peristiwa tahun 1998 di mana berlangsung kerusuhan besar di Jakarta. Banyak orang berlarian, hingga masuk ke tengah kampung.

"Dulu gang ini ramai waktu peristiwa 98 itu," katanya.

Baca Juga: Piala AFF U19: Kalahkan Filipina 5-1, Peluang Indonesia ke Semifinal Tetap Terbuka

Usai bernostalgia bersama warga sekitar indekosnya, Ganjar kemudian berjalan kaki menuju tempat kantornya dulu. Hanya saja, saat ini telah berubah menjadi toko modern.

"Ini dulu kantornya. Itu ada paku-paku untuk pasang AC itu dulu saya yang pasang sendiri," ujarnya.

Ia berbagi pengalaman kepada anak muda yang ingin merintis karir di Jakarta atau daerah lain, tetap semangat berjuang.

Baca Juga: Piala Dunia U20: Uruguay dan Korea Selatan Amankan Tiket Semifinal

"Waktu itu gaji saya Rp350 ribu. Ya ngenes aslinya. Jadi kebutuhan makan harus diatur, jangan cari yang mahal. Pesannya berjuang, belajar memanajemen, dan jangan mengeluh," ungkapnya.

Ibu Ros si pemilik rumah kos mengatakan, Ganjar adalah orang baik dan ramah dengan warga sekitarnya.

"Orangnya baik, ramah dan sering kumpul warga di sini. Ya ini seperti pulang. Dia seperti keluarga sendiri," katanya.

Baca Juga: Prediksi Dampak El Nino di Indonesia, Produktivitas Panen Padi Berkurang 5 Juta Ton

Sekian tahun lamanya, menurutnya, sikap sopan Ganjar tidak berubah.

"Orangnya sopan dan baik. Dari dulu orangnya baik," tambahnya. ***

Berita Terkait