DECEMBER 9, 2022
Internasional

Pemerintah Malaysia Tak Mendukung, Jepang Batal Menggarap Proyek Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura

image
Kereta cepat Shinkansen melintasi Stasiun Shinagawa, Tokyo. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)

ORBITINDONESIA.COM - Tampaknya kereta cepat Indonesia belum akan tersaingi oleh negara tetangga Malaysia. Beberapa perusahaan Jepang telah mundur dari proyek kereta cepat Kuala Lumpur-Singapura, kata sejumlah narasumber pemerintah dan perusahaan, Kamis, 11 Januari 2024.

Awalnya, sejumlah perusahaan Jepang, termasuk East Japan Railway Co., berharap bisa menerapkan sistem kereta berkecepatan tinggi Shinkansen pada proyek kereta Kuala Lumpur-Singapura itu.

Tapi kemudian perusahaan-perusahaan Jepang ini mundur. Pasalnya, proyek kereta cepat tersebut dianggap terlalu berisiko, karena tak mendapatkan dukungan keuangan dari pemerintah Malaysia.

Baca Juga: Holding BUMN Pertahanan Defend ID Berambisi Ungguli ST Engineering Singapura Pada 2026

Mundurnya perusahaan Jepang memberi kesempatan kepada pesaing-pesaingnya dari China untuk memperkuat pembangunan infrastrukturnya di Asia Tenggara.

Perusahaan-perusahaan China itu baru merampungkan pembangunan kereta cepat di Indonesia pada 2023 dan sedang membangun proyek sama di Thailand.

Senin pekan depan adalah batas waktu pengajuan penawaran untuk proyek kereta cepat. Pemerintah Malaysia sudah mulai menerima penawaran sejak Juli 2023.

Baca Juga: Piala Asia U23: Vietnam Lolos ke Perempat Final, Malaysia Rontok

Perkiraan biaya untuk proyek kereta cepat ini adalah 100 miliar ringgit (sekitar Rp334,94 triliun). Tetapi pemerintah Malaysia berniat  mengumpulkan dana dari pihak swasta, bukan dari anggaran belanja atau jaminan utang dari pemerintah.

Pada saat perusahaan Jepang mundur dari proyek, beberapa perusahaan lokal berniat bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan China dan Eropa untuk mengajukan penawaran.

Pemerintah Malaysia akan menentukan kandidat terpilih dalam beberapa bulan ke depan, dan akan memulai negosiasi dengan pemerintah Singapura akhir tahun ini.

Baca Juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim: Semua Pihak Harus Berperan Cari Solusi Konflik di Timur Tengah

Pemerintah Malaysia dan Singapura  pada 2013 mencapai kesepakatan dasar mengerjakan proyek kereta cepat.

Kesepakatan itu berupa pembangunan jalur kereta cepat sepanjang 350 kilometer, yang akan memangkas waktu perjalanan dari Kuala Lumpur ke Singapura menjadi 90 menit, dari sebelumnya empat jam dengan berkendara mobil.

East Japan Railway dan perusahaan perdagangan Sumitomo Corporation menyatakan tertarik menggarap  proyek ini. 

Baca Juga: Made Supriatma: Rezim Scopus

Pada 2015, Menteri Transportasi Jepang Keiichi Ishii memperkenalkan sistem Shinkansen kepada pemerintah Malaysia saat mengunjungi Kuala Lumpur.

Namun, pada 2021, Perdana Menteri Malaysia pada masa itu, Muhyiddin Yassin, membatalkan proyek tersebut karena beban keuangan. 

Selanjutnya, Perdana Menteri Malaysia saat ini, Anwar Ibrahim, membuka kembali proyek kereta cepat ini. ***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait