DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Irwin Tristanto: Ingin Gunakan Mobil Listrik? Perhatikan Waktu dan Rencana Perjalanan

image
General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto saat memberikan paparan tentang mobil listrik di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

ORBITINDONESIA.COM - Waktu dan rencana perjalanan merupakan hal yang perlu diperhatikan seseorang, saat memutuskan untuk mengendarai mobil listrik. Itu ditegaskan pengamat permobilan Irwin Tristanto baru-baru ini.

Irwin Tristanto adalah General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

"Andaikata traveling, ke SPBU ngisi cuma dua menit tiga menit, selesai. Kalau BEV kan harus charging artinya ada yang harus di-sarcrifice waktunya customer. Nah memang behavior itu yang memang perlu disesuaikan," ujar Irwin Tristanto di xEV Center, Karawang, Jawa Barat.

Baca Juga: Inovasi Baru PLN: Menjadikan Tiang Listrik Sebagai Tempat Pengisian Daya Mobil Listrik

Irwin mengatakan, pengguna mobil listrik perlu merencanakan perjalanannya, termasuk menghitung kecukupan baterai mobil dengan jarak yang akan ditempuh.

"Harus sudah lebih ter-planning mau ke mana. Dia bisa mengestimasi km tersisa berapa, kan ada informasinya. Misalnya akan menempuh 100-200 km, baterai cukup enggak, artinya perlu di-charge. Amannya sampai rumah di-charge, itu pun kalau cukup. di rumah ada charging," jelas dia.

Berbicara pengisian daya untuk kendaraan listrik di rumah, misalnya, setidaknya diperlukan kapasitas daya minimal 3000 VA.

Baca Juga: Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita Mengajak Vietnam Bekerja Sama dalam Pengembangan Mobil Listrik

Pembahasan mengenai pentingnya perilaku berkendara dalam konteks mobil listrik juga disampaikan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam dalam kesempatan yang sama.

Dia lalu menuturkan tentang pentingnya perilaku berkendara yang aman.

"Khusus untuk mobil listrik ini behavior harus berubah. Safety behavior juga harus lebih baik. Bicara mobil listrik bukan hanya mengenai nikelnya, mobilnya, tetapi harus berbicara mengenai orangnya," ujar dia yang juga berpendapat ke depannya diperlukan revolusi berkendara.

Baca Juga: Dampak Konflik di Laut Merah, Pabrik Mobil Listrik Tesla di Jerman Terpaksa Berhenti Berproduksi

Bob Azam lalu mengatakan bahwa nantinya tidak menutup kemungkinan kendaraan listrik menjadi alat transportasi alternatif masyarakat misalnya di perkotaan.

"Mungkin akan jadi kendaraan alternatif di perkotaan, bisa di-charging di rumah. Mungkin starting dengan yang sifatnya practical seperti itu. Kita juga masih menerka-nerka," demikian kata dia.

Kemudian, berbicara tentang teknologi baterai menyentuh penggunaan nikel, dia menuturkan Toyota mempertimbangkan keefisienan teknologi dan mencari solusi untuk mendukung industri nikel di Indonesia. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait