DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Dokter Rina La Distia Nora: Gejala Peradangan Mata Mungkin Indikasikan Penyakit Autoimun

image
enaga medis melakukan pemeriksaan kesehatan mata seorang nasabah peserta operasi katarak di Graha Mantap, Jakarta, Rabu (24/1/2024). Peradangan bisa jadi indikasi autoimun. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom)

ORBITINDONESIA.COM - Terdapat sejumlah gejala peradangan mata yang mengindikasikan adanya penyakit autoimun pada pasien, dan harus segera mendapat penanganan dari dokter.

Indikasi autoimun itu diungkapkan Dokter Spesialis Mata Konsultan Infeksi Imunologi, Rina La Distia Nora, yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

“Mata bisa menjadi suatu refleksi apa yang terjadi di tubuh kita, termasuk penyakit yang autoimunitasnya bersifat sistemik atau seluruh tubuh, contohnya lupus,” kata Rina tentang gejala autoimun, dalam gelar wicara daring yang diikuti di Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024.

Baca Juga: Isyana Sarasvati Kabarkan Dirinya Terkena Penyakit Autoimun dan Lupus hingga Keluar Masuk Rumah Sakit

Autoimun atau autoimunitas adalah suatu penyakit dengan sel imunitas, yang menyerang tubuh sendiri dan dapat memengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk mata.

Rina mengatakan ada dua kondisi peradangan mata yang paling sering dialami pasien dan berhubungan dengan penyakit autoimun, seperti sindrom sjorgen dan uveitis (peradangan pada uvea atau lapisan tengah mata).

Sindrom sjorgen, Rina menjelaskan, lebih banyak mengenai kelenjar air mata. Gejalanya meliputi mata kering, terasa mengganjal, sering gatal, mudah mengantuk karena mata lelah, dan mata merah.

Baca Juga: Dokter Menduga Fenomena Adam, Bocah 6 Tahun, Disunat oleh Jin adalah Parafimosis

Sementara uveitis antara lain ditandai dengan mata merah, melihat hitam-hitam melayang, atau saat terkena cahaya membuat mata menjadi silau dan sakit.

Rina menjelaskan tidak semua peradangan mata disebabkan oleh penyakit autoimun, bisa saja berupa gangguan kesehatan mata ringan.

“Contohnya, konjungtivitis atau peradangan pada selaput mata. Gejalanya memang mata merah, tetapi, biasanya disertai belekan (kotoran mata), tertular dari orang di sekitarnya, dan tidak buram. Jika itu terjadi, baiknya perawatan di rumah saja, kompres dingin atau tetes mata,” kata Rina.

Baca Juga: Dokter Kulit Sebut Xanthelasma di Kelopak Mata Disebabkan Kolesterol

Jika kondisi mata merah tidak disertai dengan penglihatan yang buram dan membaik dalam dua-tiga hari setelah mendapat perawatan di rumah, bisa jadi kondisi itu tidak terkait dengan penyakit autoimun.

Kondisi mata yang mengalami peradangan karena penyakit autoimun akan terjadi pada kedua mata dengan interval waktu dan derajat keparahan yang berbeda.

Misalnya, mata kanan mengalami peradangan terlebih dulu, kemudian disusul mata kiri yang mengalami peradangan.

Baca Juga: Dokter Anak Sebut Menyusui Cukup 15-30 Menit

Oleh sebab itu, Rina menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter saat mengalami peradangan pada salah satu bagian mata sebelum mengenai keduanya.

Pemeriksaan diperlukan untuk mencegah peradangan yang semakin parah dan risiko gangguan kesehatan lainnya.

“Pengobatan yang cepat dan tepat bisa mencegah (keparahan radang) lebih lanjut. Apalagi baru kena satu mata, harus diberikan pengobatan yang cepat supaya mata sebelahnya tidak sampai terkena (radang),” kata Rina.

Baca Juga: Dokter Agus Dwi Susanto: Rokok Elektronik Bisa Sebabkan Paru Bocor

Ada sejumlah pengobatan yang dapat diberikan kepada pasien radang mata terindikasi penyakit autoimun, misalnya pasien dengan sindrom sjorgen akan diberikan obat khusus dari dokter spesialis penyakit dalam.

Meskipun sebagian besar penyakit autoimun tidak dapat disembuhkan, dokter akan berusaha menekan peradangan agar tidak memperparah kondisi pasien dan memberikan obat sesuai kebutuhan.***

Sumber: Antara

Berita Terkait