DECEMBER 9, 2022
Internasional

Park Min-soo: Para Profesor Kedokteran Korea Selatan Lakukan Pemerasan Besar-besaran Terhadap Masyarakat

image
Arsip foto - Para petugas medis berjalan di sebuah rumah sakit di Daegu, Korea Selatan, pada 15 Maret 2020. ANTARA/Lee Sang-ho/Xinhua/tm

ORBITINDONESIA.COM - Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Min-soo pada Minggu, 17 Maret 2024, menuduh para profesor kedokteran memeras masyarakat setelah memutuskan untuk mengundurkan pada akhir bulan, sebagai bentuk protes atas penambahan kuota sekolah kedokteran.

Park Min-soo juga menegaskan kembali bahwa keputusan pemerintah untuk menambah kuota sekolah kedokteran sebanyak 2.000 dari saat ini 3.058 tidak dapat dinegosiasikan.

Park Min-soo menolak permintaan dari para profesor kedokteran agar pemerintah mundur dari keputusan tersebut.

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Bahas Kerja Sama Teknologi Perang dengan Dubes Korea Selatan Lee Sang-Deok

“Bahkan para profesor telah menyatakan mereka akan mengundurkan diri secara kolektif kecuali permintaan mereka dipenuhi. Ini adalah pemerasan besar-besaran terhadap masyarakat. Kita harus memutus siklus tindakan kolektif di sektor medis,” kata Park.

Hingga kini, ribuan dokter magang dan dokter residen terpaksa tidak bekerja selama hampir sebulan sebagai protes atas kenaikan kuota yang diklaim akan menyebabkan kelebihan dokter dan membahayakan kualitas pendidikan serta layanan kedokteran.

Komite darurat profesor kedokteran mengumumkan bahwa profesor dari 16 fakultas kedokteran memutuskan untuk mengajukan pengunduran diri secara massal pada 25 Maret, sebagai bentuk upaya mencari terobosan dalam kebuntuan yang berkepanjangan.

Baca Juga: Serba-serbi Jumpa Penggemar Penyanyi Asal Korea Selatan, Lee Seunghwan atau ONLEE di Jakarta

Lebih lanjut, Park juga menolak seruan untuk menaikkan pembayaran asuransi kesehatan kepada dokter, terutama bagi dokter yang berada di sektor-sektor penting yang kekurangan dokter.

Pemerintah Korsel menilai kenaikan asuransi tanpa menambah kuota sekolah kedokteran akan menyebabkan kenaikan premi asuransi kesehatan sebesar empat hingga lima kali lipat.

Alasan Korea Selatan berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran secara signifikan adalah untuk menghadapi populasi penuaan yang cepat dan kekurangan dokter di daerah pedesaan dan daerah-daerah penting, seperti bagian anak-anak dan unit gawat darurat.

Baca Juga: Korea Selatan Terus Upayakan Pencarian Empat Warga Indonesia Korban Kapal Tenggelam di Selatan Tongyeong

Sebaliknya, para dokter mengatakan kenaikan kuota akan menurunkan kualitas pendidikan kedokteran dan mengakibatkan biaya pengobatan yang lebih tinggi bagi pasien.

Para dokter menyerukan agar pemerintah terlebih dahulu menangani para spesialis yang dibayar rendah dan meningkatkan perlindungan hukum terhadap tuntutan hukum malpraktik medis yang dinilai berlebihan.

Kendati demikian, Park mengatakan pemerintah tidak bisa menerima dokter yang menolak pasiennya, meskipun mereka khawatir dengan kebijakan pemerintah.

Baca Juga: Sekarang, Gaji Karyawan Perusahaan Besar Korea Selatan Lebih Tinggi Dibanding Pekerja di Jepang

“Para profesor mengatakan mereka tidak akan tinggal diam jika murid-murid mereka dirugikan dan ini adalah pernyataan yang menantang supremasi hukum,” tuturnya. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait