DECEMBER 9, 2022
Internasional

Gedung Putih Tegaskan Tidak Mendukung Perang Baru di Lebanon antara Israel dan Hizbullah

image
Warga memeriksa bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Al-Habbariyah, Lebanon, 27 Maret 2024. Sedikitnya tujuh orang tewas dan lebih banyak lagi yang terluka pada Rabu (27/3) akibat serangan Israel terhadap sebuah pusat bantuan dan kedaruratan di Lebanon selatan, kata sejumlah narasumber militer Lebanon kepada Xinhua. ANTARA FOTO/Xinhua/Taher Abu Hamdan/aww.

ORBITINDONESIA.COM - Gedung Putih pada Kamis, 28 Maret 2024 mengatakan, tidak mendukung perang baru di Lebanon. AS menekankan bahwa "memulihkan ketenangan" di sepanjang perbatasan adalah "prioritas utama", ketika ketegangan terus meningkat antara Israel dan Hizbullah.

Israel telah melakukan serangan udara terhadap Hizbullah dan kelompok lain. Serangan itu telah menjangkau lebih jauh ke dalam Lebanon.

Serangan terbaru Israel menewaskan 18 warga sipil dan paramedis dalam serangkaian serangan udara di Habbariyeh, Baalbek dan Naqoura pada Rabu, 27 Maret 2024. Kota-kota tersebut berada di Lebanon timur dengan Baalbek menjadi yang paling utara.

Baca Juga: Lebanon Siap Hadapi Perang Lawan Israel

Rentetan serangan rudal balasan dari Hizbullah menewaskan satu orang di Israel.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa AS mengawasi ketat pertempuran di sepanjang perbatasan. Kirby menekankan, pemerintahan Biden "dengan amat sangat jelas kami tidak mendukung perang di Lebanon. Kami tidak ingin hal itu terjadi."

"Memulihkan ketenangan di sepanjang perbatasan tetap menjadi prioritas utama bagi Presiden Biden dan pemerintah. Kami yakin hal ini juga harus menjadi hal yang paling penting bagi Lebanon dan Israel,” katanya pada konferensi pers virtual.

Baca Juga: Profil Saleh al-Arouri tokoh Hamas yang dibunuh Israel di Lebanon

"Kami akan terus bekerja mencapai resolusi diplomatik, yang memungkinkan warga Israel dan Lebanon kembali ke rumah mereka masing-masing dalam keadaan aman dan nyaman, dan dapat tinggal di sana," tambah Kirby.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Lebanon pada Kamis mengatakan, pihaknya bermaksud untuk mengajukan pengaduan terhadap Israel karena menargetkan warga sipil dan paramedis.

Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah, yang merupakan bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.

Baca Juga: Israel Tegaskan, 15 Maret Batas Waktu Penyelesaian Politik dengan Lebanon atau Perang Skala Penuh

Eskalasi Israel-Lebanon terjadi di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 32.500 warga Palestina menyusul serangan lintas batas yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.139 orang.

Lebih dari 300 orang diperkirakan tewas di Lebanon, termasuk sedikitnya 247 pejuang Hizbullah. Hampir 20 warga Israel telah terbunuh, menurut data Israel. ***




Sumber: Anadolu

Sumber: Antara

Berita Terkait