DECEMBER 9, 2022
Buku

The Lost Art of Scripture, Seni Membaca Kitab Suci yang Merupakan Karya Terbaru Karen Armstrong

image
Buku The Lost Art of Scripture atau Seni Membaca Kitab Suci karya Karen Armstrong (Foto: Sudut Kantin Project)

ORBITINDONESIA.COM - Karen Armstrong kembali menghadirkan buku yang dahsyat. Buku berjudul The Lost Art of Scripture atau seni membaca kitab suci ini sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh penerbit Mizan.

Terbitnya buku terjemahan setebal 692 halaman ini mengangkat pertanyaan, bagaimana agar kitab suci tetap relevan pada zaman sekarang? Pertanyaan ini penting diajukan ketika kitab suci seolah-olah semakin terpinggirkan, sering digunakan untuk menjustifikasi kekerasan dan fundamentalisme, alih-alih sebagai sumber pencerahan rohani.

Pada masa lalu, kitab suci telah membantu manusia mentransendensi ikatan material dan duniawi, menghubungkan manusia dengan yang ilahi.

Baca Juga: Hendrajit: Pesan Terakhir Franz Kafka pada Sahabatnya Max Brod Tentang Pemusnahan Buku Karyanya

Kini, ketika pendidikan modern semakin cenderung pada sisi rasionalitas, logika dan analisis, pembacaan kitab suci pun semakin kering dan kehilangan keindahannya.

Di dalam buku ini, Karen Armstrong mengkaji peran dan posisi kitab suci di dunia masa kini. Ditopang oleh argumen penting dari psikologi dan neurofisika, Armstrong menganjurkan integrasi belahan otak kiri dan kanan dalam membaca kitab suci, agar bunyi kitab suci kembali terdengar seperti musik yang menggetarkan jiwa.

“Dimensi sakral telah hilang dari kehidupan modern kita. Sehingga arti penting agama pun meredup. Untung ada Karen Armstrong yang mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk mengerti makna agama-agama untuk kita. Melalui buku-buku Karen Armstrong, kita menemukan kembali sosok Yang Sakral, yang bisa menjadi kunci pembuka mendapatkan kembali makna agama-agama itu," komentar Budhy Munawar-Rachman, dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.

Baca Juga: Buku Alam Semesta Sebelum Adam Alaihissalam, Karya Unik Ali Muhammad Ash-Shallabi

“Karen Amstrong menelusuri perjalanan keberagamaan manusia yang beragam dan menceritakan bagaimana kitab suci muncul dan berperan dalam berbagai peradaban berbeda," tulis Muhamad Ali, Associate Professor, Religious Studies Department, University of California, AS.

"Kitab suci bukan hanya teks tertulis, tapi lebih merupakan tradisi lisan dalam suara dan keheningan, yang terungkap dan yang tak terungkap; tidak hanya mengajak pikiran agar lebih hidup dalam rasa dan spiritualitas, bukan menginspirasi ketegangan dan kekerasan antar-kelompok, tapi justru lebih mengilhami cinta kasih bahkan kepada orang asing dan musuh," lanjut Muhamad Ali.

Ini adalah buku Karen Armstrong yang paling penting bagi masa sekarang ini. Pembaca akan mengamini apa yang dia sampaikan di buku ini, bahwa sebagian besar orang sekarang membaca kitab suci demi memvalidasi pandangan mereka, bukannya benar-benar mencari kebenaran sejati. Ini sebuah buku yang akan menjadi referensi klasik dan relevan dalam sejarah perkembangan agama.

Baca Juga: Ketika Sutradara Garin Nugroho Menulis Buku tentang Pemilu, Politik dan Pendidikan Warga Negara

Seperti dalam karya-karya Armstrong sebelumnya, yang membahas tentang sejarah agama-agama dunia dengan dukungan riset dan fakta yang memukau, cakupan pengetahuan yang dibahas dalam buku ini benar-benar mengesankan.

Ini sebuah manifesto, tur mencerahkan tentang sejarah agama-agama. Armstrong adalah pencerita nan luar biasa, dan The Lost Art of Scripture adalah sebuah kisah yang menakjubkan, bisa dianggap sebagai koleksi luar biasa lengkap tentang filsafat agama-agama.

Di karya terbarunya, Karen Armstrong, penulis kenamaan di bidang teologi, sekali lagi mendemonstrasikan pengetahuannya yang luar biasa tentang agama-agama dunia.

Baca Juga: Kitab Al Hikam, Buku Tasawuf Tingkat Tinggi Karya Syekh Ibnu Atha’illah yang Tokoh Tarekat Syadziliyah

Pemahaman Karen Armstrong tentang sejarah agama-agama dunia dan pemikiran-pemikirannya sangatlah mengesankan.

Bagi pembaca yang bersedia menyusuri perjalanan ini dengan sang pengarang, akan mendapatkan keluasan pandangan yang sangat berharga. Pembaca akan kembali berefleksi apa arti Kitab Suci bagi para penganutnya. Bacaan yang luar biasa dan pantas menjadi referensi.

Buku ini mengesankan, serius dan menginspirasi, menakjubkan, menantang, sekaligus melegakan. Buku ini tak hanya ditulis dengan semangat intelektual dengan bahasa yang mudah dipahami, tapi kau juga bisa merasakan cinta sang penulis akan bahasan ini.

Baca Juga: Buku Nahwul Qulûb, Tata Bahasa Ruhani Karya Imam Qusyairi, Uraikan Kandungan Tasawuf di Balik Bahasa Arab

Buku ini memancarkan karakteristik khas Armstrong sebagai seorang penulis: kemampuan untuk menulis secara otoritatif dalam bidang agama dan juga mampu bersikap netral, memberikan pandangan yang jernih dan solusi terbaik.

Karen Armstrong dengan objektif menjelaskan mengapa agama-agama sekarang cenderung disalahpahami baik oleh para penganutnya maupun para pengkritiknya.

Ini adalah ajakan sepenuh hati kepada dunia yang kian terpolarisasi. Ajakan untuk kembali menghayati pesan inti agama. Ini bacaan yang mengesankan dan layak menjadi referensi para akademisi, namun juga terbuka bagi mereka yang sedang dalam pencarian akan pemahaman.

Baca Juga: Khofifah Indar Parawansa Ajak Masyarakat Jawa Timur Semakin Budayakan Literasi dengan Aktif Baca Buku

Armstrong adalah salah satu penulis ternama di dunia di bidang keagamaan. Pernah menjadi biarawati di masa muda, pencarian Karen kemudian membawanya mempelajari berbagai agama-agama dunia. Pencariannya tersebut membuat Karen memutuskan untuk meninggalkan biara dan menceburkan diri dalam bidang perbandingan agama-agama.

Karya-karyanya antara lain Sejarah Tuhan, Masa Depan Tuhan, Berperang Demi Tuhan, Yerusalem, Fields of Blood, dan lain-lain. Karya-karya Karen Armstrong sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 45 bahasa di dunia, dan diterbitkan di lebih dari 50 negara di dunia.

Karyanya Sejarah Tuhan terus-menerus menjadi bestseller sejak pertama kali terbit lebih dari 20 tahun lalu. Pada tahun 2008, Karen dianugerahi TED Prize.

Baca Juga: Buku Torehan Canting Batik Handayani Geulis dari Bogor Diluncurkan oleh Program S2 Universitas Ibn Khaldun

Pada tahun 2008 Karen mendirikan Charter for Compassion atau Piagam Welas Asih bersama tokoh-tokoh berbagai agama dunia yang mempromosikan toleransi dan dialog antar-agama-agama dunia.

Piagam tersebut diluncurkan ke dunia pada tahun 2009 dan disambut dengan hangat oleh berbagai komunitas agama di dunia dan kemudian menjadi gerakan Islam welas asih yang mengglobal. Karen Armstrong kini menjadi duta peradaban PBB, yang mempromosikan dunia yang lebih beradab dan saling menghargai.

Keunggulan buku Karen Armstrong ini adalah kajian komprehensif dan mendalam tentang masalah literalisme dalam membaca kitab suci, yang jadi akar sikap ekstremis dan nontoleran dalam beragama. ***

Sumber: Mizan

Berita Terkait