Solidaritas Sosial di Masa Pandemi: Dinamika Desa dan Kota

ORBITINDONESIA.COM – Di tengah pandemi COVID-19, solidaritas sosial menjadi kunci bertahan. Di Lombok, gotong royong dan kebersamaan diuji. Apakah masyarakat desa lebih kuat dalam solidaritas daripada kota?

Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan sosial ekonomi global. Di Indonesia, kebijakan social distancing mengganggu interaksi sosial. Kehidupan sehari-hari terganggu, pekerjaan hilang, dan hubungan sosial terputus. Namun, solidaritas sosial menjadi sorotan sebagai kunci kebangkitan masyarakat.

Penelitian di Lombok menunjukkan bahwa solidaritas sosial lebih kuat di desa dibandingkan kota. Gotong royong dan banjar pernikahan tetap berjalan meski ada larangan. Analisis chi-square menunjukkan perbedaan signifikan dalam tingkat solidaritas antara komunitas desa dan kota. Meski lebih banyak yang terpapar di desa, tingkat kematian lebih tinggi di kota.

Solidaritas sosial, menurut Durkheim, muncul saat instabilitas. Di desa, keterikatan emosional dan moral lebih kuat. Namun, urbanisasi dan individualisme di kota mengikis solidaritas. Kebijakan pandemi harus mempertimbangkan karakteristik unik desa dan kota untuk efektivitas maksimal.

Studi ini menyoroti pentingnya memahami keragaman sosial dalam merespons pandemi. Solidaritas sosial bukan hanya tentang bertahan, tapi juga membangun masa depan lebih baik. Bagaimana kebijakan dapat lebih responsif terhadap karakteristik lokal? (Orbit dari berbagai sumber, 21 Agustus 2025)