Tantangan Budaya Kerja Beracun dalam Keamanan Siber
ORBITINDONESIA.COM – Budaya kerja yang beracun dapat meningkatkan risiko keamanan siber. Ketika karyawan merasa tertekan dan tidak didengar, kesalahan menjadi lebih mungkin terjadi.
Di banyak perusahaan, budaya kerja yang penuh tekanan dan saling menyalahkan telah menjadi ancaman bagi keamanan siber. Karyawan yang lelah dan merasa diabaikan cenderung tidak melaporkan kerentanan yang mereka temui.
Rob Lee dari SANS Institute menyoroti bahwa pergantian staf yang tinggi di tim keamanan siber adalah tanda bahaya. Ketika profesional keamanan merasa terbakar atau diabaikan, mereka cenderung tidak terlibat, memungkinkan penyerang untuk mengambil keuntungan.
Kepemimpinan perlu memperbaiki budaya ini dari akarnya. Tim keamanan harus bekerja dalam budaya yang memprioritaskan kolaborasi dan mitigasi risiko proaktif. Jika karyawan tidak yakin mereka akan didukung saat melaporkan masalah, mereka tidak akan melakukannya.
Keamanan siber adalah masalah bisnis yang memerlukan investasi berkelanjutan dalam orang dan teknologi. Budaya yang mendukung dan transparan dapat memperkuat ketahanan organisasi terhadap ancaman digital yang berkembang.