Kudeta Militer di Nepal: Apa yang Terjadi Selanjutnya?
ORBITINDONESIA.COM – Pengambilalihan jalanan oleh militer Nepal mengindikasikan krisis politik yang mendalam setelah protes anti-korupsi berubah menjadi pemberontakan besar-besaran.
Protes yang dipimpin oleh kaum muda Gen Z di Nepal dimulai di Kathmandu dan kota lainnya sebagai respons terhadap skandal korupsi. Kemarahan yang meningkat terhadap anak-anak pejabat pemerintah Nepal yang memamerkan gaya hidup mewah mereka di media sosial mendorong aksi ini. Protes ini dimulai beberapa hari setelah Nepal memblokir lebih dari 20 situs media sosial.
Militer Nepal turun ke jalan setelah polisi gagal mengendalikan situasi, menandai langkah langka dalam sejarah politik negara tersebut. Presiden Ram Chandra Poudel meminta bantuan militer setelah kekerasan yang menewaskan 19 orang. Meskipun resmi hanya untuk memulihkan ketertiban, para ahli percaya militer saat ini memegang kendali efektif atas negara.
Banyak pengunjuk rasa Gen Z tidak menginginkan pengganti dari parlemen saat ini, yang mereka pandang sebagai bagian dari elit politik yang korup. Mereka menginginkan perubahan radikal dalam struktur politik. Dengan lebih dari 3.200 pemuda Nepal berdiskusi secara daring, muncul tuntutan untuk pembubaran parlemen dan pemilihan baru dalam waktu enam bulan hingga setahun.
Krisis ini membuka pertanyaan besar tentang masa depan politik Nepal. Apakah negara ini dapat menemukan jalan keluar dari krisis dengan solusi damai dan demokratis? Masa depan bergantung pada bagaimana dialog antara pemerintah, militer, dan generasi muda dapat terjalin tanpa kekerasan lebih lanjut.
(Orbit dari berbagai sumber, 11 September 2025)