Peran Guru dan Orang Tua sebagai Agen Perubahan dalam Membentuk Karakter Murid
Oleh Indra Pirmana*
ORBITINDONESIA.COM - Di momen yang tepat ini, Minggu, 5 Oktober 2025 merupakan Hari Guru Sedunia. Adapun tujuan penulis menuliskan sesuai judul di atas adalah untuk memberi dukungan kepada para guru demi menciptakan murid yang berkualitas baik dari karakter dan kecerdasannya. Namun, itu semua tidak terlepas dari dukungan dan kolaborasi dengan orang tua agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik.
Guru dan orang tua adalah garda terdepan dalam membentuk visi dan misi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang berkarakter dan siap menghadapi tantangan zaman yang semakin canggih. Kenapa demikian? Karena pendidikan merupakan proses panjang yang tidak hanya berlangsung di sekolah saja. Tetapi, di rumah pun sama. Artinya, guru dan orang tua memiliki peran penting dalam berkolaborasi untuk membentuk karakter dan kecerdasan murid.
Adapun tugas guru di sekolah adalah:
Mengajar. Guru menyampaikan materi sesuai kurikulum yang ada agar murid mampu memahami materi dan bisa diterapkan dalam lingkungan sehari-hari. Selain itu, guru juga melatih, mengarahkan, dan memberikan evaluasi bagi muridnya seperti melaksanakan proses pembelajaran, tes sumatif, formatif dan menganalisis hasilnya.
Memberikan contoh atau menjadi teladan. Guru tidak hanya mentransfer ilmu, namun harus menanamkan nilai-nilai yang positif kepada muridnya dalam membentuk karakter murid yang berguna bagi nuasa dan bangsa.
Memahami karakter. Guru harus memahami dari sekian banyak murid di sekolahnya mulai dari latar belakang yang berbeda-beda, misalnya harus bisa beradaptasi dengan murid karena setiap kelas karakternya tidak sama.
Guru Sebagai fasilitator. Sebagai pembimbing murid di kelasnya dalam proses pembelajaran dan menjadikan pembelajaran yang efektif dan menggembirakan.
Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi murid. Selain menciptakan lingkungan yang nyaman, guru harus tetap membuat administrasi pembelajaran dan memilih metode yang tepat untuk materi yang akan disampaikan di setiap kelasnya agar murid mengerti dan memahami antara kelas A,B,C, dan D, mengingat karakter murid tidak sama. Oleh karena itu, guru memiliki peran utama di sekolah dalam menciptakan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Tugas orang tua di rumah:
Memberikan perhatian. Anak membutuhkan rasa aman dan nyaman selain di sekolah, maka orang tua harus menanyakan bagaimana perkembangan di sekolah apakah menyenangkan atau tidak.
Mengawasi. Orang tua mengawasi anaknya dari jam pulang sekolah sampai berangkat lagi ke sekolah dan membuat aturan di rumah dari mulai jadwal bangun pagi, beribadah, berolahraga, bermain, makan, belajar, dan tidur cepat.
Mendukung. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk menanyakan keperluan apa saja yang dibutuhkan demi kelancaran pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
Meluangkan waktu. Orang tua harus meluangkan waktu mengajak ngobrol ringan dan menjadi pendengar setia bagi anaknya apabila anaknya curhat.
Menjadi teladan. Setiap anak pasti akan meniru prilaku orang tuanya. Maka dari itu, orang tua harus memberikan contoh baik dalam bersikap dalam membimbingnya.
Pendidikan akan berjalan dengan baik, apabila guru dan orang tua berkolaborasi dalam menjalin komunikasi. Apalagi di zaman canggih ini ada grup WhatsApp setiap kelasnya, bahkan ada paguyuban orang tua untuk saling berkoordinasi. Misalnya, ada tugas kelompok maupun individu dan permasalahan lainnya yang menyangkut tentang pendidikan.
Apalagi dengan bergantinya kurikulum terbaru ada yang dinamakan guru wali, itu sebagai penghubung utama antara guru maupun orang tua murid dalam berkomunikasi dan mengawasi perkembangannya, baik di bidang akademik maupun non-akademiknya.
Agar pendidikan di suatu sekolah bisa berjalan seimbang dengan di rumahnya, maka campur tangan orang tua sangatlah penting, agar murid memiliki karakter yang baik dan memiliki pribadi yang cerdas. Pepatah mengatakan bahwa di sekolah murid adalah anak guru juga, kalau di rumah adalah anak Ibu/Bapak atau orang tua.
Namun, hanya satu yang membedakan, “guru tidak memberikan uang jajan pada muridnya”. Dengan demikian guru dan orang tua memiliki peran yang sangat vital saling melengkapi dalam mendidik walaupun di sekolah ada struktur organisasi dari mulai kepala sekolah, wakil kurikulum, wakil kesiswaan, wali kelas , guru bimbingan konseling, dan yang lainnya.
Dari konteks di atas dapat ditarik Kesimpulan bahwa di sekolah guru membentuk murid dalam pengetahuan, sikap, menggali potensi, dan keterampilan sesuai aturan sekolah, kemudian orang tua berperan memberikan pengawasan, motivasi di rumahnya.
Kolaborasi ini merupakan salah satu cara membentuk pribadi murid memiliki karakter positif dalam menyelaraskan tujuan pendidikan, sehingga murid dapat meraih kesuksesan di masa yang akan datang sesuai yang disampaikan oleh Mentri Pendidikan dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. dalam pidatonya bahwa kolaborasi adalah upaya kerja sama yang strategis dan melibatkan berbagai pihak misalnya orang tua untuk mencapai tujuan bersama.
*Indra Pirmana, Guru di SMP Negeri 5 Payung dan Ketua MGMP bahasa Indonesia Rayon 2 Bangka Selatan. ***