Generasi Muda China Tolak Budaya Kerja 996 Demi Kesejahteraan
ORBITINDONESIA.COM – Di tengah persaingan ketat di pasar kerja China, semakin banyak profesional muda menolak budaya kerja keras '996' demi kesejahteraan pribadi.
Banyak generasi muda China merasa terjebak dalam budaya kerja 996, bekerja 12 jam sehari selama enam hari seminggu. Tekanan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga menimbulkan kekecewaan terhadap janji kesuksesan tradisional. Biaya hidup yang melambung dan pertumbuhan upah yang stagnan menambah beban, membuat mereka mempertanyakan nilai kerja keras yang berlebihan.
Fenomena tang ping (berbaring datar) dan bai lan (biarkan membusuk) mencerminkan ketidakpuasan kolektif. Data menunjukkan tingkat pengangguran pemuda di perkotaan mencapai 15.8% pada April 2025. Ini memicu pertimbangan ulang terhadap aspirasi karier dan tujuan hidup. Perusahaan mulai mengadopsi pengaturan kerja lebih fleksibel dan fokus pada kesejahteraan karyawan.
Generasi muda ini menantang keyakinan lama tentang etos kerja dan kesuksesan. Mereka mencari kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan, menjauh dari tuntutan budaya kerja tradisional. Ini adalah pemberontakan diam yang memaksa pengusaha dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan ulang pendekatan terhadap pekerjaan, kesuksesan, dan kesejahteraan.
Munculnya generasi yang lebih skeptis dan menginginkan kecepatan yang lebih lambat bisa menjadi salah satu perubahan budaya paling signifikan dalam beberapa dekade. Ini menimbulkan pertanyaan: Apakah pengorbanan terus-menerus sepadan dengan janji kemajuan? Kita harus merenungkan kembali arti dari 'kehidupan yang baik' di era modern ini.
(Orbit dari berbagai sumber, 12 Oktober 2025)